"Jadi Achmad itu lagi main di situ. Kebetulan di samping sana ada kolam ikan. Kemudian dia lompat karena sudah aktif gitu, akhirnya dia lompat ke air tanpa ada yang memperhatikan. Akhirnya, pas kembali, pas ada orang rumah lihat, langsung diambil tindakan terus dibawa," ujar sang ayah, Abdi Setiawan, seperti dikutip dari detikNews.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut WHO rata-rata setiap tahun ada sekitar 360 ribu kasus kematian akibat tenggelam di dunia. Angka tersebut mewakili sekitar tujuh persen dari semua kasus kematian yang tidak disengaja karena kecelakaan.
dr Pandu C. Lestari, SpA, dokter spesialis anak di RS Siloam Jakarta pernah mengatakan bahwa orang tua perlu mewaspadai risiko anak tenggelam tidak hanya saat di kolam renang atau lautan dalam. dr Pandu mengungkapkan bahwa anak bisa tenggelam di air dangkal sekalipun bila salah posisi, sebagai contoh wajahnya terendam air.
"Tenggelam itu kan mengakibatkan henti napas karena masuknya air dalam saluran napas. Nah posisi yang seperti itu, misalnya di bath tub yang kerap terjadi pada anak, juga disebut tenggelam," kata dr Pandu beberapa waktu lalu.
dr Pandu menyarankan agar orang tua tidak pernah melepaskan pandangan ketika mengawasi anak terutama mereka yang masih belajar berjalan. Alasannya karena anak-anak di usia tersebut mungkin masih kesulitan untuk memposisikan badan.
Tonton juga 'Suasana Duka Menyelimuti Kediaman Cucu Wiranto':
(fds/wdw)











































