Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan seorang diri untuk memperoleh kepuasan seksual. Dari segi kesehatan para ahli sebetulnya tidak melarang masturbasi selama dilakukan secara higienis dan wajar.
Namun karena beberapa alasan sebagian di antara kita mungkin pernah mencoba atau minimal berpikir apa yang terjadi kalau berhenti masturbasi. Jawabannya dikutip dari berbagai sumber bisa ada dampak yang baik dan juga buruk.
Apa saja itu? Berikut rangkuman detikHealth:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan testosteron
|
Foto: Thinkstock
|
Hal ini diketahui peneliti setelah bereksperimen pada 10 pria sehat yang diminta untuk tidak masturbasi selama tiga minggu.
Mimpi basah
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Bagi pria saat ia berhenti masturbasi maka cairan mani akan menumpuk di testis. Pada akhirnya saat testis sudah penuh maka mimpi basah juga akan mengeluarkan cairan mani, hal ini dalam dunia medis disebut emisi nokturnal.
Penumpukan stres
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Oleh karena itu ketika masturbasi dihentikan maka hal yang paling mungkin bisa langsung terasa adalah penumpukan stres. Untuk mengatasi hal ini kamu bisa mencari aktivitas pengalih perhatian lainnya.
Peningkatan risiko kanker prostat
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Menurut penelitian tersebut, ejakulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan bisa memangkas risiko kanker prostat hingga 33 persen. Artinya kalau ejakulasi kamu bergantung pada masturbasi, berhenti akan meningkatkan risiko kanker.
Terhindar risiko cedera
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Kalau kamu berhenti masturbasi maka risiko terjadi hal tersebut tentu secara otomatis akan hilang.











































