Para peneliti telah mensurvei hampir 16.000 remaja di Denmark tentang perkembangan mereka melalui pubertas setiap enam bulan, dimulai ketika peserta berusia 11 tahun dan berlanjut sampai mereka sepenuhnya matang atau mencapai 18 tahun. Para peneliti juga mensurvei ibu selama kehamilan tentang usia mereka ketika mereka pertama kali mulai menstruasi.
"Seorang ibu yang memiliki pubertas lebih awal akan mengubah gen untuk pubertas lebih awal ke anak-anaknya," kata penulis studi, Dr. Nis Brix dari Aarhus University, Denmark, dikutip dari Reuters, Jumat (23/11/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 4 Makanan yang Bisa Redakan Nyeri saat Haid |
Namun, penelitian ini menambah bukti yang berkembang bahwa waktu pubertas dan gen ibu dapat berdampak pada waktu dewasa untuk putra dan putrinya.
"Banyak faktor yang dapat mempengaruhi waktu pubertas, seorang anak mungkin mulai pubertas lebih awal karena dia mengalami obesitas atau hanya ibunya (mulai menstruasi) sebelumnya," Kata Qiguo Lian, seorang peneliti di Institut Penelitian Planned Parenthood Shanghai dan Universitas Fudan di Tiongkok.
Pubertas dini tidak selalu mengarah pada masalah kesehatan fisik atau mental, tetapi orang tua harus menyadari kemungkinan ini, kata Jane Mendle, peneliti pengembangan manusia di Cornell University di Ithaca, New York, Amerika Serikat.
"Tentu saja, tidak setiap anak yang mengalami pubertas lebih awal akan mengalami masa-masa sulit di kemudian hari, tetapi penting untuk mengenali bahwa transisi ini dapat menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan orang-orang," ungkap Mendle.
Saksikan juga video 'Ini Alasan Tidak Bercinta Saat Wanita Menstruasi!':
(up/up)











































