5 Tanda Jerawat Muncul Memang karena Masalah Hormon

5 Tanda Jerawat Muncul Memang karena Masalah Hormon

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Jumat, 30 Nov 2018 10:12 WIB
5 Tanda Jerawat Muncul Memang karena Masalah Hormon
Tanda jerawatmu adalah jerawat karena hormon. Foto: Dok. Getty Images
Jakarta - Kamu masih saja mengalami masalah jerawat di usia 20-an. Lho, bukannya jerawat cuma menghampiri masa remaja? Sayangnya tidak, menurut Cherise M. Levi, MD, kepada SELF. Justru wanita dewasa kerap mengalaminya di usia 20-40 tahun.

Para dermatologis menggunakan beberapa karakteristik kunci untuk menentukan apakah jerawat adalah merupakan masalah hormonal atau tidak. Berikut ini adalah beberapa tanda-tandanya dikutip dari SELF.

Foto: Thinkstock
Jerawat hormonal adalah tipe yang paling mungkin menyerang pada usia dua puluhan. Itu dikarenakan tahun-tahun tersebut merupakan momen di mana hormon wanita paling aktif, kata Manjula Jegasothy, MD, dermatologis tersertifikasi.

"Usia 20-an sering jadi waktu mencapai usia subur, membuat wanita lebih rentan terhadap fluktuasi hormonal yang intens pada kehamilan, persalinan, dan menyusui (menyusui)," ujarnya.

Tetapi usia saja tidak menentukan, apakah kamu bisa mengalami jerawat hormonal apa tidak. Masalah genetik juga bisa mempengaruhi.

"Sepanjang karir profesionalku, aku menemukan bahwa hampir separuh wanita berusia 20-an mengalami jerawat. Dan menopause dapat menyebabkan munculnya jerawat," tutur Marina Peredo, MD, profesor klinis dermatologi di Mount Sinai Hospital.

Ada jerawat di dagu atau di garis rahang

Foto: Dok. Getty Images
Paling mudah menentukan jerawat yang ada di wajahmu hormonal atau tidak bisa ditentukan dari lokasinya. Kalau kamu menyadari ada peradangan di area bawah wajah terutama di dagu atau garis garang, itu kemungkinan disebabkan masalah hormonal.

"Ini karena kelebihan hormon ini di dalam tubuh menstimulasi kelenjar minyak yang mana banyak di antaranya berada di sekitar area dagu," kata Dr Peredo.

"Kelenjar minyak berlebih ini membuat kulit menjadi tempat utama untuk jenis jerawat ini."

Tapi area leher atau sisi wajah juga bisa menjadi sasaran hormon jerawat, lho, ternyata.

Sebulan sekali muncul terus

Foto: ilustrasi/thinkstock
Jerawat hormon kadang bermanifestasi dalam pola misalnya siklus menstruasi, menurut penjelasan Dr Jegasothy.

"Hal ini benar terjadi bahkan pada wanita pascamenopause, karena wanita-wanita ini masih mengalami fluktuasi bulanan dalam kadar estrogen dan progesteron mereka, meskipun lebih rendah daripada wanita pra-menopause," tambahnya.

Kamu beneran lagi stres

Foto: Ilustrasi/ Thinkstock

Kortisol, hormon stres, dapat memengaruhi semua hormon yang lain juga.

Wanita yang kerap mengalami jerawat hormonal setiap bulan, ditambah lagi sedang stres mesti waspada nih. Bisa-bisa jerawat muncul jadi makin semena-mena. Duh, bisa merah-merah nih wajah.

Foto: thinkstock
"Benjolan ini biasanya lembut saat disentuh karena mereka telah mengumpulkan minyak selama beberapa hari atau minggu yang kemudian menyebabkan reaksi peradangan," jelas Dr Jegasothy.

Tapi begitu dipegang (atau tangan gatel untuk memencetnya hehe) adoooh sakit banget!

Jerawat ini cenderung muncul di tempat yang sama berulang kali, menjadi subakut atau kronis. Karena mereka memiliki komponen peradangan, mereka memerlukan pendekatan yang lebih klinis. Jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter ya untuk mengatasinya dengan tepat dan cepat.

Halaman 2 dari 6
Jerawat hormonal adalah tipe yang paling mungkin menyerang pada usia dua puluhan. Itu dikarenakan tahun-tahun tersebut merupakan momen di mana hormon wanita paling aktif, kata Manjula Jegasothy, MD, dermatologis tersertifikasi.

"Usia 20-an sering jadi waktu mencapai usia subur, membuat wanita lebih rentan terhadap fluktuasi hormonal yang intens pada kehamilan, persalinan, dan menyusui (menyusui)," ujarnya.

Tetapi usia saja tidak menentukan, apakah kamu bisa mengalami jerawat hormonal apa tidak. Masalah genetik juga bisa mempengaruhi.

"Sepanjang karir profesionalku, aku menemukan bahwa hampir separuh wanita berusia 20-an mengalami jerawat. Dan menopause dapat menyebabkan munculnya jerawat," tutur Marina Peredo, MD, profesor klinis dermatologi di Mount Sinai Hospital.

Paling mudah menentukan jerawat yang ada di wajahmu hormonal atau tidak bisa ditentukan dari lokasinya. Kalau kamu menyadari ada peradangan di area bawah wajah terutama di dagu atau garis garang, itu kemungkinan disebabkan masalah hormonal.

"Ini karena kelebihan hormon ini di dalam tubuh menstimulasi kelenjar minyak yang mana banyak di antaranya berada di sekitar area dagu," kata Dr Peredo.

"Kelenjar minyak berlebih ini membuat kulit menjadi tempat utama untuk jenis jerawat ini."

Tapi area leher atau sisi wajah juga bisa menjadi sasaran hormon jerawat, lho, ternyata.

Jerawat hormon kadang bermanifestasi dalam pola misalnya siklus menstruasi, menurut penjelasan Dr Jegasothy.

"Hal ini benar terjadi bahkan pada wanita pascamenopause, karena wanita-wanita ini masih mengalami fluktuasi bulanan dalam kadar estrogen dan progesteron mereka, meskipun lebih rendah daripada wanita pra-menopause," tambahnya.

Kortisol, hormon stres, dapat memengaruhi semua hormon yang lain juga.

Wanita yang kerap mengalami jerawat hormonal setiap bulan, ditambah lagi sedang stres mesti waspada nih. Bisa-bisa jerawat muncul jadi makin semena-mena. Duh, bisa merah-merah nih wajah.

"Benjolan ini biasanya lembut saat disentuh karena mereka telah mengumpulkan minyak selama beberapa hari atau minggu yang kemudian menyebabkan reaksi peradangan," jelas Dr Jegasothy.

Tapi begitu dipegang (atau tangan gatel untuk memencetnya hehe) adoooh sakit banget!

Jerawat ini cenderung muncul di tempat yang sama berulang kali, menjadi subakut atau kronis. Karena mereka memiliki komponen peradangan, mereka memerlukan pendekatan yang lebih klinis. Jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter ya untuk mengatasinya dengan tepat dan cepat.

(ask/up)

Berita Terkait