"Para perokok yang menghembuskan asap rokok ke sekitar kita, racun rokoknya akan melekat di mana mana, di langit-langit, di dinding, di karpet, di perabot, baju dan racunnya bila tercium oleh orang lain, orang tersebut adalah third hand smoker," jelas dr Darmawan Budi Setyanto, SpA(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Residu asap rokok yang menempel di mana-mana tersebut bisa terhirup orang lain meskipun asapnya sudah tidak ada. Dampaknya sama, bisa meningkatkan risiko masalah pernapasan, termasuk pneumonia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak kalah bahayanya dengan bahaya perokok pasif," jelas dr Darma, ditemui di Kantor IDAI, Salemba, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Pada anak-anak, paparan residu asap rokok seperti ini sangat berbahaya. Menurut dr Darma, anak yang terpapar rokok 4 kali lebih tinggi memerlukan rawat inap karena masalah pernapasan.
"Orang tua yang merokok dan lingkungannya penuhi dengan racun rokok itu akan meningkatkan peningkatan faktor risiko pneumonia," tutup dr Darma.











































