Namun ternyata menurut Dr dr Nastiti Kaswandani, SpA(K) rokok elektrik tidak kurang bahayanya dari rokok biasa. Bahkan tidak ada bukti kuat bahwa rokok elektrik dapat membantu seseorang untuk berhenti merokok.
"Rokok elektrik menghasilkan nikotin standar meski bukan dalam berbentuk asap melaikan dalam bentuk uap. Bahan dari rokok ini sama berbahayanya karena mengandung karsinogen, bersifat oksidasi, dan bisa memicu penyebab kanker," jelas dr Nastiti saat dijumpai detikHealth di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, (29/11/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak sekali memang yang menggunakan rokok elektrik bilanganya untuk coba berhenti merokok," ungkap Nastiti.
Rokok elektrik juga memiliki potensi untuk meningkatan kerentanan terhadap infeksi. Bahkan dr Nastiti menambahkan bahwa vape ini dapat meningkatkan kuman di tubuh menjadi kebal terhadap obat.
"Misalnya kuman tersebut dikasih obat antibiotik tertentu bisa mati, tapi karena saluran napasnya diganggu sama vape ini, jadi kumannya tidak mudah mati. Berbahaya 'kan? karena kumannya malah jadi kebal oleh pengobatan," jelas Nastiti.











































