Data dari Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, ada 25 kasus HIV-AIDS sejak Januari hingga Oktober 2018. Angka itu mengalami tren peningkatan dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 sebanyak 20 kasus. Sementara jumlah keseluruhan di tahun 2017 sebanyak 39 kasus.
"Sementara itu, hanya ada dua konselor. Padahal pendampingpenderita HIV itu tak harus berasal dari kalangan petugas medis, masyarakat umum bisa menjadi konselor," kata seorang konselor, dr. Dharmayanti, dalam acara sosialisasi pencegahan HIV-AIDS di Kota Pasuruan, Senin (3/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tes HIV-AIDS dan Obatnya Tersedia Gratis! |
Dikatakannya, konselor harus mampu menempatkan dirinya sebagai orang terdekat dari ODHA. Dengan begitu, ODHA mampu menyampaikan keluhan dan kondisi psikologisnya tanpa mengkhawatirkan kerahasiannya akan bocor.
"Tindakan medis sebagai upaya pencegahan dan pengobatan terhadap kasus HIV-AIDS sangat penting dilakukan. Di sini peran konselor menjadi penting. Saat ODHA tak berani bicara, dia bisa mencurahkan semuanya ke konselor," terang Dharmayanti.
Minimnya konselor ODHA diakui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, Agus Wijanarko. Dengan memperbanyak sosialisasi, diharapkan semakin banyak orang yang terpanggil.
"Kami berharap semakin banyak yang tertarik jadi konselor," terangnya.
Dalam acara sosialisasi HIV-AIDS yang digelar Komisi Penanganan AIDs Kota Pasuruan tersebut, ada beberapa peserta tertarik menjadi konselor. Agus mengatakan pihaknya siap membantu karena konselor wajib mengikuti pelatihan khusus yang hanya dilaksanakan pemerintah provinsi.











































