Jakarta -
Disorientasi sering disebut menjadi penyebab utama jatuhnya pesawat. Disorientasi adalah keadaan yang dirasakan seseorang berbeda dengan kebenaran yang terjadi, sehingga kerap menyebabkan kebingungan dan ilusi.
Dari disorientasi ini, ada tiga sensasi atau jenis yang dirasakan seorang pilot dalam menerbangkan pesawat dan kerap menyebabkan kecelakaan. Yaitu visual illusion, vestibular, dan proioceptor.
"Kalau di teorinya itu yang paling banyak kecelakaan visual 80 persen, nah yang lainnya vestibular 10 persen, proioceptor 10 persen," jelas Kepala Seleksi Pendidikan dan Pengembangan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra), Wardaya saat ditemui di ruang simulasi Advance Orientation Training di Lakespra, Kamis (13/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fakta yang ada di lapangan hasil investigasi di luar negeri katanya vestibular itu lebih besar peranannya menimbulkan insiden itu. Lebih besar dari visual dan proioceptor itu," lanjutnya.
Apa sih tiga sensasi itu? Lebih jelasnya simak penjelasan berikut:
Visual illusion
Foto: (Thinkstock)
|
Visual illusion adalah ilusi yang dapat dilihat oleh mata. Apa yang dilihat bisa saja tidak sesuai dengan kenyataannya. Dan inilah yang kerap menyebabkan kecelakaan.
"Tapi tadi pas kita mau turun kok landasan terlihat kecil atau sepertinya jauh. Nah itu visual illusion," kata Wardaya.
Vestibular
Foto: (Thinkstock)
|
Vestibular ini mengenai cairan kanalis semisirkular yang ada di telinga dan berfungsi untuk mengatur keseimbangan. Jika cairan ini terganggu, maka bisa menyebabkan disorientasi.
"Cairan di dalam ini kan mutar, kan lama-lama seimbang. Nah kalau seimbang nggak muter lagi, sensasi kita berhenti, padahal ini masih bergerak. Begitu ini stop, tapi kita ngerasa sensasi masih berputar, padahal pesawatnya diam. Nah itu sensasi vestibularnya," jelas Wardaya.
"Akhirnya yang terjadi, pilot kalau nggak lihat instrumen dia bisa gagal ngambil keputusan. Ini masih mutrr nih, berarti kalau mutar ke kiri akan banting ke kanan, nah itu bisa kejadian salah ambil keputusan. Kalau kanan kiri ada gunung? Nabrak gunung," imbuhnya.
Proioceptor
Foto: (Thinkstock)
|
Sensasi ini paling kecil menyebabkan insiden pada pesawat terbang. Proioceptor ini berkaitan dengan kulit, saraf, dan persendian seseorang. Sensasi seperti tertarik atau terdorong di pesawat merupakan salah satu contoh sensasi ini.
Visual illusion adalah ilusi yang dapat dilihat oleh mata. Apa yang dilihat bisa saja tidak sesuai dengan kenyataannya. Dan inilah yang kerap menyebabkan kecelakaan.
"Tapi tadi pas kita mau turun kok landasan terlihat kecil atau sepertinya jauh. Nah itu visual illusion," kata Wardaya.
Vestibular ini mengenai cairan kanalis semisirkular yang ada di telinga dan berfungsi untuk mengatur keseimbangan. Jika cairan ini terganggu, maka bisa menyebabkan disorientasi.
"Cairan di dalam ini kan mutar, kan lama-lama seimbang. Nah kalau seimbang nggak muter lagi, sensasi kita berhenti, padahal ini masih bergerak. Begitu ini stop, tapi kita ngerasa sensasi masih berputar, padahal pesawatnya diam. Nah itu sensasi vestibularnya," jelas Wardaya.
"Akhirnya yang terjadi, pilot kalau nggak lihat instrumen dia bisa gagal ngambil keputusan. Ini masih mutrr nih, berarti kalau mutar ke kiri akan banting ke kanan, nah itu bisa kejadian salah ambil keputusan. Kalau kanan kiri ada gunung? Nabrak gunung," imbuhnya.
Sensasi ini paling kecil menyebabkan insiden pada pesawat terbang. Proioceptor ini berkaitan dengan kulit, saraf, dan persendian seseorang. Sensasi seperti tertarik atau terdorong di pesawat merupakan salah satu contoh sensasi ini.
(wdw/up)