Kisah sukses pejuang skripsi bisa dipelajari dari sebut saja Aruna yang harus menempuh 13 semester. Aruna yang kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ini lulus paling terakhir di angkatannya. Aruna sebelumnya merasa malas dan sempat absen kuliah selama dua tahun.
"Yang gue alamin, beberapa dosen ada yg memberi motivasi untuk bisa lulus. Bahkan ada yg membantu mempermudah supaya gue segera sidang dan dapat ijazah. Inilah yang mendorong gw untuk secepatnya lulus," ujar Aruna pada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama dengan Aruna, Icha yang lulus dari sebuah PTN ini mengiyakan pentingnya motivasi untuk segera lulus. Icha mendapatkan motivasi dengan mengingat orangtua, keluarga, dan janjinya pada diri sendiri. Sebagai anak pertama, Icha ingin membuat keluarganya bangga dengan lulus 3,5 tahun.
"Inget aja sama tujuan awal, jadi skripsi yang berat bisa dijalani seru-seru aja. Terus cari teman yang bisa diajak saling bantu, diskusi, berbagi ilmu, atau curhat," kata Icha yang belajar ilmu komunikasi pada detikHealth.
Icha juga menjalin kedekatan dengan dosen wali dan pembimbing skripsi. Mahasiswa yang sudah akrab dengan dosen tak sungkan konsultasi, membicarakan kesulitan, dan mencari jalan keluar. Mahasiswa akhirnya bisa menemukan solusi atas masalahnya dan menyelesaikan skripsi.
Terlepas dari perbedaan keduanya, Aruna dan Icha membuktikan mampu lulus kuliah. Motivasi, kesungguhan usaha, dan dukungan dosen akhirnya mengantar Aruna serta Icha menyelesaikan pendidikan strata satu (S1).
Baca juga: Mahasiswa Vs Skripsi, Cerita Tiada Akhir |











































