Ketika pendapatan seseorang bersifat tidak stabil, terlalu tinggi, ataupun terlalu rendah ternyata dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mereka. Bukan hanya terhadap kerentanan pada stres, studi terbaru juga menunjukkan tingg-rendahnya pendapatan berpengaruh pada resiko serangan jantung dan kematian.
Hal yang lebih mengejutkan adalah penelitian ini lebih relevan pada kaum muda. Partisipan dalam penelitian ini berusia sekitar 23-35 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan selama beberapa dekade ini menunjukkan terdapat 106 orang yang menderita penyakit jantung serta 164 meninggal yang diasosiasikan dengan mereka yang memiliki tingkat pendapatan tidak menentu atau fluktuatif.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation ini juga menunjukkan fluktuasi pendapatan dikaitkan dengan risiko kematian dan penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.
Mereka yang memiliki pendapatan tinggi pun dikaitkan dengan risiko kematian hampir dua kali lipat dan risiko penyakit seperti stroke, gagal jantung, atau serangan jantung.
"Meskipun penelitian ini bersifat observasional dan tentu saja bukan evaluasi program-program tersebut, hasil ini menyoroti bahwa perubahan negatif besar dalam pendapatan dapat merusak kesehatan jantung dan dapat berkontribusi pada kematian dini," kata Tali Elfassy, PhD, peneliti dari University of Miami Miller School of Medicine, dikutip dari Medical News Today.
Sampai saat ini, faktor yang menyebabkan peningkatan risiko kardiovaskular dan kematian oleh tingkatan pendapatan masih belum dipahami seutuhnya.
Namun para peneliti mengatakan tinggi-rendahnya pendapatan bisa terkait dengan perilaku yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol berlebih, kurang olahraga, stres dan tekanan darah tinggi.











































