4 Fakta Seputar Infeksi Paru Penyebab Robby Tumewu Meninggal

4 Fakta Seputar Infeksi Paru Penyebab Robby Tumewu Meninggal

Rosmha Widiyani - detikHealth
Senin, 14 Jan 2019 14:15 WIB
4 Fakta Seputar Infeksi Paru Penyebab Robby Tumewu Meninggal
Becky Tumewu dan Robby Tumewu. Foto: Robby Tumewu di tahun 2013. (dok.Becky Tumewu)
Jakarta - Presenter senior Robby Tumewu meninggal dunia karena sakit infeksi paru-paru. Hal tersebut dikatakan sahabat Robby, Debby Sahertian, kepada wartawan saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Infeksi paru karena virus, bakteri, atau jamur bukan penyakit asing di Indonesia. Masyarakat mengenal kasus infeksi sebagai pneumonia, tuberkulosis, dan influenza.

"Infeksi paru-paru tak harus berakibat fatal, bergantung pada faktor risiko dan ketahanan tubuh pasien," kata dokter ahli infeksi paru dr Fathiyah Isbaniah SpP (K), FIRS dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan pada detikHealth, Senin (14/01/2019). Berikut beberapa info lebih lanjut seputar infeksi paru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisa bersifat akut dan kronis

Foto: iStock
Menurut dr Fathiyah, salah satu contoh infeksi paru yang bersifat akut adalah pneumonia. Untuk contoh kasus yang bersifat kronis atau serangannya membutuhkan waktu lama adalah tuberkulosis (TBC). Dalam kasus yang bersifat akut, pasien biasanya mengalami sepsis dengan infeksi yang telah menyebar ke seluruh organ paru-paru.

Lagi-lagi karena rokok

Foto: (Thinkstock)
Rokok kembali menjadi faktor risiko terjadinya infeksi paru. Berbagai jenis racun dalam rokok berisiko menurunkan daya tahan tubuh hingga lebih mudah mengalami infeksi. Rokok juga menjadi faktor risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru.

Dipengaruhi daya tahan tubuh

Foto: thinkstock
Risiko mengalami infeksi turun bila pasien memiliki daya tahan tubuh yang baik. Kekuatan sistem imun dipengaruhi pola hidup yang dijalankan setiap hari. Kecukupan nutrisi, olahraga, tidak merokok dan menjaga kebersihan tangan bisa membantu melindungi tubuh dari infeksi.

Bagaimana pengobatannya?

Foto: thinkstock
Pengobatan infeksi paru bergantung dari penyebab dan hasil diagnosa dokter. Infeksi akibat bakteri biasanya ditangani dengan peresepan antibiotik yang harus diminum dalam durasi waktu tertentu. Serangan infeksi paru bisa dicegah dengan vaksin influenza, measles, mumps, and rubella (MMR), pertussis, dan pneumovax untuk mengatasi serangan pneumonia.
Halaman 2 dari 5
Menurut dr Fathiyah, salah satu contoh infeksi paru yang bersifat akut adalah pneumonia. Untuk contoh kasus yang bersifat kronis atau serangannya membutuhkan waktu lama adalah tuberkulosis (TBC). Dalam kasus yang bersifat akut, pasien biasanya mengalami sepsis dengan infeksi yang telah menyebar ke seluruh organ paru-paru.

Rokok kembali menjadi faktor risiko terjadinya infeksi paru. Berbagai jenis racun dalam rokok berisiko menurunkan daya tahan tubuh hingga lebih mudah mengalami infeksi. Rokok juga menjadi faktor risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru.

Risiko mengalami infeksi turun bila pasien memiliki daya tahan tubuh yang baik. Kekuatan sistem imun dipengaruhi pola hidup yang dijalankan setiap hari. Kecukupan nutrisi, olahraga, tidak merokok dan menjaga kebersihan tangan bisa membantu melindungi tubuh dari infeksi.

Pengobatan infeksi paru bergantung dari penyebab dan hasil diagnosa dokter. Infeksi akibat bakteri biasanya ditangani dengan peresepan antibiotik yang harus diminum dalam durasi waktu tertentu. Serangan infeksi paru bisa dicegah dengan vaksin influenza, measles, mumps, and rubella (MMR), pertussis, dan pneumovax untuk mengatasi serangan pneumonia.

(up/up)

Berita Terkait