"Kalau ditanya tiap daerah, semua provinsi mengalami stunting. Tapi kita memberikan perhatian pada kabupaten yang memiliki prevalensi stunting tinggi," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kirana Pritasari, ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (18/1/2019).
Pada tahun 2018, Kemenkes fokus pada 100 kabupaten/kota prioritas untuk penanggulangan stunting. Sebab, selain masalah stunting tinggi, di daerah itu juga memiliki komitmen yang baik untuk melakukan upaya penanggulangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalau kita hanya fokus dengan daerah stunting tinggi namun akses air susah, berarti masalah kesehatan lingkungan pun besar kalau diintervensi akan sulit. Jadi, kita mencari 100 kabupaten/kota ini yang prevalensi stuntingnya cukup tinggi tetapi komitmen daerahnya baik serta resourcesnya memadai," katanya.
Kirana melanjutkan, pada 2019 jumlah Kabupaten/Kota penanggulangan stunting ditambah menjadi 160 daerah. Oleh karena itu, diharapkan kerjasama dengan kementerian terkait lainnya untuk memberikan perhatian pada daerah tersebut.
"Tapi tidak berarti yang di luar itu tidak diintervensi. Jadi informasi diberikan kepada semua daerah mengenai cara strategis untuk menurunkan stunting tetapi fokus pada yang 160," pungkasnya.











































