"Dengan berhasilnya remisi pada pasien kedua menggunakan pendekatan yang serupa, kami membuktikan kejadian Pasien Berlin bukan anomali. Bahwa ini benar-benar pendekatan terapi yang bisa menghilangkan HIV pada dua pasien," kata pemimpin studi Ravindra Gupta yang melaporkan kasus dalam jurnal Nature seperti dikutip dari CNN, Jumat (8/3/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kasus pasien Berlin ia sudah lebih dari 10 tahun dinyatakan bebas HIV tanpa mengonsumsi obat antiretroviral. Sementara itu untuk pasien London dirinya baru 18 bulan berhenti mengonsumsi obat antiretroviral namun tes ekstra sensitif sudah tidak bisa menemukan tanda-tanda HIV dalam darah.
"Tidak ada virus yang bisa kami ukur. Sama sekali tidak ada tanda yang bisa kami deteksi," kata Ravindra.
Peneliti masih menyebut kalau pasien London 'sembuh fungsional'. Ravindra dan timnya akan terus memantau perkembangan pasien selama beberapa tahun ke depan karena ini dianggap momen penting, terlalu dini langsung menyebutnya 'sembuh total'.
Baik pasien Berlin dan pasien London keduanya diketahui menjalani transplantasi sumsum tulang untuk mengobati penyakit kanker. Peneliti menyebut kemungkinan mutasi genetik pada sistem imun dari sumsum tulang yang baru jadi kunci kesembuhan HIV.











































