Kehebohan semacam ini selalu terjadi ketika ada media sosial yang 'down'. Dokter jiwa dari universitas Katolik Atma Jaya Jakarta Dr dr Irmansyah, SpKJ(K) menyebut level keterikatan seseorang dengan media sosial akan menentukan respons yang muncul ketika media sosial bertumbangan.
"Beberapa orang punya keterikatan (dengan sosmed), punya cara komunikasi, dan punya gaya sendiri-sendiri. Dan bagi orang yang menjadikan medsos sebagai satu-satunya cara mereka berkomunikasi, atau itu jadi cara komunikasi yang utama bagi mereka, tentunya itu akan menjadi masalah untuk mereka. Ya seperti kita kehilangan sesuatu," katanya saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk disebut sebagai tanda-tanda kecanduan medsos, tentu butuh pemeriksaan lebih lanjut. Namun kepanikan saat seseorang tidak bisa mengakses media sosial sangat bisa dipahami mengingat ada berbagai kemudahan berkomunikasi yang ditawarkan.
"Mau nelepon orang mau beraktivitas dengan WA (WhatsApp) tidak bisa. Padahal dulu kalau belum WA biasa-biasa aja kan kita hidup," kata dr Andri, SpKJ, dokter jiwa dari RS Omni Alam Sutera, mengomentari tumbangnya WhatsApp beberapa waktu lalu.
Tonton 'Setelah Gmail, Kini Instagram dan Facebook yang Down': (up/ask)











































