"Kami melihat sendiri manfaat ekstrak biji alpukat untuk mengurangi radang. Manfaat ini bahkan sudah terlihat dengan konsentrasi ekstrak yang terbatas. Hal ini sudah cukup menjadi dasar untuk studi selanjutnya. Namun sebelumnya, kami harus merancang model riset dengan subjek hewan terlebih dulu," kata salah satu peneliti Joshua Lambert, yang merupakan dosen teknologi pangan di Penn State University dikutip dari Daily Mail.
Praktik mengambil ekstrak biji alpukat untuk kesehatan telah dipraktikkan sejak zaman suku Maya dan Aztec. Dalam riset yang juga dilakukan Penn State University pada 2013, kedua suku merebus biji alpukat dan minum airnya untuk mengobati diabetes, masalah pencernaan, dan infeksi parasit. Studi serupa dilakukan di Nigeria pada 2009 yang menyatakan, suku di Afrika menggunakan rebusan biji alpukat untuk mengatasi hipertensi. Saat ini, periset telah mendaftarkan hak paten atas manfaat ekstrak biji alpukat untuk zat pewarna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Lambert menyatakan, ekstrak yang digunakan dalam riset terbukti aman untuk kesehatan. Ekstrak yang dikembangkan Penn State University telah digunakan sebagai pewarna makanan selama 10 tahun. Periset melakukan studi dengan mengembangkan sel darah putih di laboratorium. Sel tersebut diberi molekul yang merangsang peradangan, serta dengan atau tanpa ekstrak biji alpukat. Periset menemukan, peradangan bisa ditekan pada sel yang diberi ekstrak biji alpukat.
Baca juga: 11 Obat Sakit Radang Tenggorokan Alami |
Hasil riset ini mendapat respon positif dari California Avocado Commission. Meski yakin manfaat biji alpukat, namun tidak ada cukup riset yang bisa membuktikan kebenarannya. Respon komisi berbeda dengan ahli diet Lara Metz yang menyarankan konsumsi daging alpukat. Daging alpukat telat terbukti bermanfaat bagi kesehatan tanpa efek samping. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir saat mengonsumsinya.
"Beberapa orang mengonsumsi ekstrak karena pernah dengar manfaatnya, atau tidak ingin membuang biji alpukat percuma. Namun riset lain telah memperingatkan risiko racun dalam biji alpukat. Saran saya untuk saat ini sebaiknya konsumsi daging alpukat terlebih dulu, yang telah terbukti manfaatnya," kata Metz.
Saran serupa diutarakan ahli diet Tammy Lakatos Shames dari Nutrition Twins. Menurut Shames riset tersebut menjanjikan meski cenderung skeptis. Riset yang telah dilakukan hanya melibatkan tikus, sehingga dampaknya pada manusia belum diketahui.
Simak Juga 'Makan Biji Alpukat Jadi Tren Diet Terbaru':












































