Mengaca dari hal tersebut, psikolog anak dan keluarga dari Universitas Indonesia, Anna Surti Ariani, mengatakan ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak memiliki perilaku tersebut. Salah satunya karena anak tidak punya cara lain untuk menghabiskan waktu dan menganggap bully adalah sesuatu yang 'keren'.
"Kenapa sampai anak-anak punya ide melakukan kekerasan antara lain karena dia nggak punya ide positif lainnya. Jadi sebenernya kalau misal kita pengin kasih anak-anak ide positif untuk menghabiskan waktunya daripada dia melakukan kekerasan kepada orang lain banyaklah kasih kegiatan, bacaan, ngajak ngobrol bareng," katanya saat dijumpai detikHealth pada Kamis (11/4/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, anak baiknya diarahkan untuk bergaul dalam lingkungan yang positif. Diberikan bekal dan penanaman nilai-nilai berbudi pekerti luhur sehingga anak tidak menjadi pelaku perundungan.
"Anak-anak jangan dibiarkan begitu saja memikirkan diri sendiri. Kalau mereka punya ide banyak, mereka nggak akan punya waktu kosong untuk melakukan atau memikirkan hal-hal itu (bully-red)," pungkasnya.
Video: Nikita Mirzani Sebut Orang Tua Audrey Kecewa Wajah Anaknya Diekspos
(kna/up)











































