Pemilu Masih 'Panas', Dokter Sarankan Jauhi Medsos Jika Kejiwaan Tak Stabil

Pemilu Masih 'Panas', Dokter Sarankan Jauhi Medsos Jika Kejiwaan Tak Stabil

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Rabu, 24 Apr 2019 18:25 WIB
Pemilu Masih Panas, Dokter Sarankan Jauhi Medsos Jika Kejiwaan Tak Stabil
Agar kejiwaan stabil, dokter sarankan untuk jauhi medsos usai pemilu. Foto: iStock
Jakarta - Banyak yang bilang pemilu tahun ini cenderung lebih 'panas' dari tahun-tahun sebelumnya. Gencarnya 'tweet war' antar pendukung salah satu paslon atau caleg membuat rasanya malas banget buat buka media sosial.

Praktisi kesehatan jiwa dari RSUD Wangaya Kota Denpasar, dr I Gusti Rai Wiguna, SpKJ, membagikan tips mengenai cara menangkal muatan emosi negatif yang bikin jempol sulit ditahan.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemilu ini pesta demokrasi, harus dinikmati dengan gembira. Kalau pilihan kita dicemooh ya artinya beda pilihan tak usah terlalu serius menanggapi. Pemilu telah usai mari mulai berkarya dan beraktivitas kembali," ajaknya.

Dokter yang akrab disapa dr Rai ini pun punya cara tersendiri untuk menjauh dari distraksi selama pemilu. Caranya dengan puasa main media sosial.

"Kalau saya sih puasa medsos dulu selama jelang pemilu, atau teman-teman yang jadi komentator politik dadakan saya hide sementara. Kita ganti dengan postingan hobi dan pekerjaan kita," sarannya.

"Tapi kalau sedang fresh kadang tetap buka berita politik jug tapi saya batasi lama waktunya. Kalau saat aktivitas atau lelah memang kita baiknya jauhkan medsos. Tapi kalau sedang fresh kadang tetap buka berita politik juga tapi saya batasi lama waktunya. Kalau saat aktivitas atau lelah memang kita baiknya jauhkan medsos. Dan biasanya jatuh pada debat tak berkesudahan lebih banyak karena rasa suntuk dan lelah tadi," tandasnya.

(ask/up)
Gangguan Jiwa Usai Pemilu
17 Konten
Tahapan penting pemilu memang sudah terlaksana. Namun hingar-bingar pesta demokrasi justru makin panas dalam proses penghitungan suara. Saling nyinyir di media sosial sangat mungkin meningkatkan risiko gangguan jiwa ringan hingga berat.

Berita Terkait