Kedua bayi kembar ini, kini menjalani perawatan intensif di Puskesmas Mapilli, karena didiagnosa mengalami kekurangan gizi. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, kedua bayi malang ini dianjurkan untuk jalani perawatan intensif di RSUD Polewali Mandar, namun pihak keluarga menolak karena ketiadaan biaya.
Jangankan untuk biaya berobat. Sang ibu Nurhayati mengaku, penghasilan suaminya, yang bekerja sebagai buruh serabutan, sangat pas-pasan bahkan tidak cukup untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari. Kondisi ini diperparah, lantaran Kulman dan Nurhayati tidak memiliki jaminan kesehatan, yang bisa membantu meringankan biaya pengobatan kedua bayinya.
"Saya bingung, karena tidak ada biaya kalau harus ke rumah sakit lagi, saya ini orang tidak mampu, dulu saja keduanya saya pulangkan paksa dari rumah sakit setelah 20 hari dirawat di incubator karena sudah tidak ada biaya," ujar Nurhayati kepada wartawan, Selasa siang (21/05/2019)
Dikatakan Nurhayati, kondisi memprihatinkan yang dialami bayinya telah terlihat saat usia keduanya memasuki 8 bulan.
"Tapi saat itu kita anggap biasa saja, karena berat badannya kadang turun kadang pula normal," sambungnya.
Lantaran telat mendapat penanganan medis, kondisi kedua bayi kembar yang terlahir prematur 15 bulan lalu ini terlihat kurus memprihatinkan. Berat badan Muh Risky hanya mencapai 6,8 Kilogram, sedangkan adik kembarnya Muh Reski mencapai 7,6 Kilogram. Padahal berat badan untuk bayi usia tersebut, harusnya lebih dari 10 kilogram.
Berbeda dengan sang adik Muh Reski yang terlihat lebih tenang saat jalani perawatan, saat jalani perawatan di Puskesmas Mapilli, sang kakak Muh Risky terlihat lebih rewel dan terus menangis, hingga terpaksa dipasangi selang infus agar lebih mudah diberi obat.
Kondisi bayi malang ini baru terungkap, setelah keduanya dilarikan ke Puskesmas untuk mendapat perawatan, karena sejak beberapa hari terakhir menderita sakit perut dan terus buang kotoran.
"Saat diperiksa memang kondisinya terancam mengalami gizi kurang, kita sudah lakukan penanganan sebagaimana harusnya, namun pihak keluarga menolak untuk dirujuk ke rumah sakit karena alasan biaya," kata Kepala Puskesmas Mapilli, Yanti saat dikonfirmasi di kantornya.
Yanti juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengkomunikasikan masalah ini ke Dinkes setempat yang berjanji untuk membantu memfasilitasi perawatan sang bayi selama di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT











































