Karena itu tak heran bila sebelum menjadi Ibu Negara, Ani Yudhoyono mengaku tak pernah mengidap penyakit serius. "Paling sering ya saya masuk angin. Sebentar saja berada di luar, perut langsung kembung dan tubuh panas dingin," ungkap Ani dalam buku "Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati" yang ditulis Alberthiene Endah.
Saat menjadi Ibu Negara, masuk angin kerap dialami Ani Yudhoyono. Apalagi bila sedang melakukan kunjungan ke daerah, dan harus menyapa masyarakat. "Jika sudah kliyengan, terpaksalah saya menjalani kearifan lokal yang tiada duanya: kerikan," kata Ani di halaman 291 buku tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum Bu, belum semua ini. Harus semua," kata Ani menirukan "pembangkangan" stafnya itu.
Begitu selesai dan melihat punggung di cermin, Ani mengaku suka terkaget-kaget sendiri. "Sudah seperti zebra saja, penuh dengan loreng-loreng."
Setelah dikerik, Ani biasanya minum air teh panas dicampur Tolak Angin. Cara itu dirasakan manjur untuk menghangatkan badan dan mengusir angin.
Selait dikerik, pijat menjadi rutinitasnya sehabis bepergian. Ani menyebut Mba Yuli sebagai pemijat yang sangat oke. Ia semula pemijat Airlangga, putra Ibas dan Aliya. "Lalu saya mencoba dan ternyata enak sekali," kata Ani.
Kebiasaan khas lain yang kemudian dilakukan sekembali dari perjalanan panjang adalah minum rebusan dedaunan, seperti daun salam, sirsak, atau sukun. "Saya minum begitu saja tanpa gula. Dampaknya enak untuk tubuh," kata Ani di halaman 293 buku tersebut.











































