"Let's fight cancer together!" tulis Bu Ani dalam salah satu unggahan Instagramnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Jenis kelamin
Beberapa jenis kanker darah lebih sering ditemui pada laki-laki daripada perempuan. Namun bukan berarti perempuan tidak akan mendapat kanker darah. Statistika hanya mengindikasikan kemungkinan seorang laki-laki mengalami kanker yang lebih besar dibanding perempuan.
2. Paparan radiasi
Paparan radiasi untuk pengobatan penyakit lain bisa meningkatkan risiko mengalami kanker darah. Efek radiasi terhadap kanker darah dipelajari pada korban bom atom di Jepang. Secara umum, makin sering paparan dan dosis radiasi yang diberikan maka risiko mengalami kanker darah semakin besar.
3. Paparan terhadap zat kimia tertentu
Zat kimia tertentu, termasuk yang digunakan pada kemoterapi ternyata bisa meningkatkan risiko terkena kanker darah. Salah satu zat kimia yang sudah terbukti meningkatkan risiko kanker darah adalah benzena. Zat ini bisa ditemukan pada asap rokok, produk pembersih, deterjen, lem, peluntur cat, dan komponen untuk membuat karya seni.
4. Sejarah keluarga
Memiliki anggota keluarga dekat yang mengalami kanker darah, meningkatkan risiko terkena penyakit serupa di masa mendatang. Keluarga dekat yang dimaksud adalah orangtua atau saudara kandung. Beberapa sindrom yang bisa diturunkan ternyata juga meningakatkan risiko terkena kanker darah misal Fanconi anemia, Bloom syndrome, dan Schwachman-Diamond syndrome.
5. Kondisi khusus
Kondisi ini merujuk pada faktor risiko pada subtipe kanker darah tertentu. Faktor risiko ini belum tentu berlaku bagi subtipe kanker darah lain. Misal, riset telah menunjukkan paparan zat Agent Orange selama perang Vietnam berisiko mengakibatkan kanker darah subtipe chronic lymphocytic leukemia (CLL).











































