Dikutip dari Daily Mail, pria yang tidak disebutkan namanya itu didiagnosis sebagai tanduk kulit raksasa atau cutaneous horn (CH) dan merupakan kasus pertama yang ditemui oleh para dokter di India.
Tanduk kulit itu terjadi karena adanya penumpukan keratin, suatu protein yang sama untuk membentuk rambut, kulit, dan kuku. Akhirnya tanduk itu dihilangkan melalui operasi bedah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus tersebut dilaporkan dalam BMJ Case Reports oleh dr Ranjit Kumar Sahu. Ia mengatakan tanduk tersebut bisa jinak atau ganas. CH dengan kanker biasanya terasa menyakitkan. Tanduk tersebut lebih tebal dari ibu jari, bersisik, dan bergerigi di pangkalnya.
Kondisi ini biasanya terjadi pada area kulit yang sering terpapar sinar matahari, seperti jari, wajah, atau lengan bagian bawah.
dr Sahu menulis bahwa tanduk pria itu pernah dipotong saat tiga tahun setelah tumbuh, namun masih tetap tumbuh hingga tahun kelima.











































