Sunat dianggap gagal jika kulit kulup yang harus terpotong mulai dari ujung hingga lingkaran di kepala penis (korona) masih meninggalkan sisa. Menurut dokter spesialis bedah saraf dari Rumah Sunat dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, kondisi seperti itu disebabkan oleh beberapa faktor.
"Waktu disunat kulitnya kurang banyak diambil (dipotong -red) oleh dokter. Bisa jadi anaknya gerak-gerak atau anestesinya kurang bagus jadi berontak jadi si dokter kurang ukur. Ternyata setelah sembuh dilihat kok masih nutup," katanya saat ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, burried penis atau penis tenggelam pada anak bertubuh gemuk bisa menjadi faktor tidak sempurnanya kulit kulup dipotong. Penis menjadi terlihat kecil karena tertarik ke dalam, sehingga kulit kulup terlihat lebih panjang.
Sementara itu, ahli urologi dari Rumah Sakit Anak Boston Erin R. McNamara, MD, MPH mengatakan bahwa saat kulit kulup yang tersisa mengalami iritasi atau infeksi harus segera dilakukan sunat ulang. Infeksi yang terjadi mungkin karena kulit kulup yang tersisa menempel pada penis karena smegma (kotoran penis) yang menumpuk.
Pada kondisi tersebut, dokter harus benar-benar memastikan memotong kulit kulup sisa yang dipadati oleh smegma. Dokter juga harus memastikan tidak ada pembuluh darah yang mengalami perdarahan agar tidak terjadi infeksi lagi.
dr Mahdian menyebutkan bahwa sunat ulang atau sunat revisi ini bisa terjadi tetapi hanya sedikit kasusnya. Menurutnya 1 dari 100 anak yang melakukan sunat ulang.











































