Depresi menjadi alasan terbesar mengapa sedimikian banyak orang ingin mengakhiri hidup. Memiliki beban yang tersimpan bertahun-tahun menjadikan mereka lebih memilih untuk 'pergi' karena menganggap dunia tak lagi layak ditinggali.
Dari kasus tersebut, bisa digarisbawahi bahwa pemikiran bunuh diri pun bisa datang bahkan dari orang yang terlihat baik-baik saja. Pendiri Komunitas Pencegahan Bunuh Diri, Into the Light, Benny Prawira, mengatakan kita sebenarnya sudah tahu banyak cara untuk mencegah bunuh diri. Sayangnya, beragam cara itu tidak cocok dengan semua orang karena faktor personal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, sampai sekarang sangat sulit sekali untuk mencegah kematian bunuh diri. Ada beberapa step, seperti proses pemikiran bunuh diri, percobaan bunuh diri, kematian bunuh diri yang cara pencegahannya sangatlah berbeda.
"Ketika berbicara mengenai kondisi suicidal, itu saja bisa terjadi dalam hitungan detik. Jadi pernah nggak sih ngebayangin ada teman yang habis ngumpul-ngumpul sama kita nih, ketawa-ketawa, seneng-seneng, tapi memang dia punya riwayat depresi," sebutnya.
"Begitu dia balik, ada kejadian atau trigger darimana pun, itu dalam hitungan detik, pemikiran bunuh dirinya akan muncul. Dan ketika mendapat akses, itu bisa saja dia lakukan. Jadi memang sangat personal dan kondisional banget," sambungnya.
Sebagai orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar hal tersebut tidak terjadi, meski tidak bisa mengharapkan agar mereka langsung bisa menahannya.
"Misalnya dengan mindfulness. Dia dibantu untuk berpikir tentang rasa sakit sehingga ketika muncul rasa sakit itu, dia tidak akan berpikir ke arah suicidal tapi lebih hati-hati dan menerima rasa sakitnya," pungkasnya.
Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Bertindak Ekstrem? |











































