Psikiater dr I Gusti Rai Wiguna, SpKJ salah satu founder dari Rumah Berdaya yang merupakan tempat rehabilitasi psikososial bagi Orang dengan Skizofrenia (ODS) atau ODGJ, di Denpasar, Bali mengatakan orang salah menggunakan kata 'halu'. Padahal yang dimaksud adalah delusi.
"Orang pikirannya 'halu' padahal halusinasi itu ada hubungannya dengan panca indera, seperti suara peluit disangka sebagai suara orang. Kaitannya dengan indera pendengaran, indera rasa, indera raba," jelasnya kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara orang yang perkataannya terlalu tinggi atau memiliki kecemasan yang berlebihan disebut delusi. Misalnya seseorang merasa mempunyai banyak orang dan ingin membagi-bagi uangnya, padahal pada kenyataannya tidak.
Atau orang yang merasa dirinya sebagai titisan sesuatu, sehingga ia bisa memberitahu orang mana yang benar dan salah. Padahal pada kenyataannya ia adalah orang biasa.
"Seharusnya yang dipakai itu kata delusi, bukan 'halu'. Ini orang-orang salah arti," tandasnya.
(wdw/wdw)











































