Untuk itu, para peneliti di seluruh dunia mengembangkan sejumlah riset dalam rangka mengurangi angka infeksi dan kematian yang disebabkan oleh penyakit malaria. Salah satunya yang dilakukan oleh The Jenner Institute, Inggris.
Peneliti di sana menawarkan sukarelawan sejumlah uang yang berjumlah kurang lebih 7.000 poundsterling yang setara dengan Rp 120 juta agar mereka bersedia menjadi bagian dari penelitian tersebut. Disebutkan bahwa peneliti meminta sejumlah orang dengan rentang usia 18-50 tahun yang bersedia dibayar jika bersedia disuntik plasmodium malaria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada akhirnya, untuk menguji apakah vaksin baru berpotensial, kita harus bisa menantang sukarelawan yang ingin divaksinasi dengan infeksi malaria P.vivax," kata peneliti dikutip dari The Sun.
Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh sukarelawan yakni mereka harus bersih dari malaria dan tidak bepergian selama 6 bulan ke negara yang memiliki endemik malaria. Dalam 2 tahun, partisipan akan diberikan vaksin dan injeksi virus malaria sebanyak 3 kali.
"Kita dapat melakukan ini dengan sengaja menginfeksi sukarelawan yang telah divaksinasi, kemudian mengamati untuk melihat apakah mereka dilindungi dari infeksi malaria, atau jika mereka mengembangkan infeksi lebih lambat daripada relawan yang belum divaksinasi," pungkasnya.
(kna/up)











































