"Nyamuk betinalah yang menggigit dan dan ada sedikit air liurnya yang masuk ke dalam kulit saat si nyamuk menyantap darah kita. Protein inilah yang menyebabkan reaksi alergi tersebut dan rasa gatal," kata Amy Kassouf, MD, seorang dermatologis di Cleveland Clinic, dikutip dari Health.com.
Pada dasarnya, sistem imun tubuh kita menganggap protein tersebut sebagai 'penjajah asing'. Ditambahkan kembali oleh Dawn Davis, MD, dermatologis di Mayo Clinic Minnesota, protein dalam saliva tersebut menyebabkan iritasi dan reaksi lokal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu mengapa gigitan nyamuk terasa lebih gatal saat malam hari?
"Kebanyakan orang merasa lebih gatal di malam hari karena kadar kortisol (hormon antiinflamasi tubuh kita) sangat tinggi pada pagi hari dan karena kita tidak terlalu terdistraksi saat kita sedang santai dan mencoba untuk tidur," terang Dr Kassouf.
Orang-orang yang rentan digigit nyamuk karena faktor-faktor berikut ini:
- wangi alami tubuh dan komponen keringat
- parfum atau wewangian lainnya
- warna baju
- waktu atau jam
- lokasi atau tempat (akan lebih mungkin digigit di area hutan atau alam)
Selain itu, seperti yang kerap kita dengar, orang bergolongan darah O lebih sering digigit nyamuk. Diikuti dengan orang bergolongan darah A, dan kemudian golongan darah B. Para pakar memperingatkan, apapun golongan darahmu dan segatal apa gigitannya, jangan menggaruk terlalu keras hingga berdarah karena membuatmu rentan terkena infeksi yang lebih parah.
(frp/up)











































