Terkait Human Immunodeficiency Virus (HIV), infeksi tak harus mengakibatkan pasien meninggal. Namun pasien harus rutin mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV) yang persediaannya dijamin pemerintah.
"Infeksi virus sebetulnya tidak harus mengakibatkan mereka dengan HIV meninggal. Di sinilah pentingnya konsumsi ARV yang mencegah perbanyakan virus, sehingga virus tidak menyerang bagian tubuh lain hingga terjadi penurunan kesehatan. Konsumsi ARV memungkinkan harapan hidup mereka dengan HIV sama dengan yang tidak terinfeksi," kata Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition, Aditya Wardhana, pada detikHealth, Sabtu (7/9/2019).
Dengan adanya kasus ini, Aditya yang kerap disapa Edo berharap akses terhadap obat ARV dibuka seluas-luasnya. Sehingga tidak ada yang kesulitan mendapat ARV termasuk mereka yang sedang menjalani proses hukum.
"ARV bisa disediakan lewat layanan kesehatan yang ada di instansi terkait. Hak mereka dengan HIV mendapat ARV harus tetap terpenuhi, sehingga bisa menjalani proses hukum dengan baik. Jangan sampai hak ini tidak dipenuhi," kata Edo.
Menurut Soni, bos salon juga mengalami Hepatitis B dan stroke selain terinfeksi HIV. Bos salon sempat dirawat di RSUD dr Slamet, Garut.
"Bicara tidak lancar karena kena stroke. Yang paling parah, itu karena HIV-nya," kata Soni.
Simak Video "AIDS dan 10 Gejala Umumnya: Batuk Kering-Demam"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)