Viera (27), seorang pengidap maag di Jakarta, merasa sedih setelah mengetahui hal tersebut. Ia mengaku telah mengonsumsi obat maag ranitidin selama kurang lebih lima tahun. Ia juga merasa bahwa obat tersebut ampuh untuk menurunkan asam lambungnya yang berlebih.
Lantas, apakah Viena akan terus mengonsumsi ranitidin atau sebaliknya move on pada obat maag lain?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga tampaknya akan dilakukan oleh Dilah (24). Meskipun telah mengonsumsi obat maag ranitidin selama lebih dari tujuh tahun, ia tidak ingin mengonsumsinya lagi setelah mengetahui bahwa beberapa obat tersebut ditarik oleh BPOM karena tercemar N-Nitrosodimethylamine (NDMA) terkait risiko kanker.
"Nggak mau (ranitidin). Mau omeprazole aja," tegasnya.
Dokter spesialis penyakit dalam dr Etra Ariadno SpPD dari RSAL Dr Mintohardjo mengatakan ada obat maag alternatif selain ranitidin yang bisa dikonsumsi masyarakat untuk mengatasi produksi asam lambung berlebih.
"Untuk amannya para dokter meresepkan obat non ranitidin untuk kasus lambung, seperti golongan PPI (proton pump inhibitor atau penghambat pompa proton) yaitu omeprazole, lansprazole, dll," pungkas dr Etra.
(wdw/up)











































