Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, mengatakan bahwa ia setuju dengan keputusan BPOM untuk menghentikan sementara produk ranitidin. Hanya saja menurutnya, ada ketimpangan antara pengendalian produk ranitidin dengan rokok.
"Jadi cemaran NDMA ini kandungan kimia yang bersifat karsinogenik kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak dan terus menerus. Kalau konsumsi ranitidin juga berapa banyak sih dan juga kan konsumsinya dalam jumlah yang kecil," kata dokter Aru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dokter Aru, masyarakat dan pemerintah seharusnya lebih panik dengan berbagai kebiasaan maupun bahan yang selama ini dikonsumsi sehari-hari yang tidak disadari lebih berisiko picu kanker. Seperti merokok, makan terlalu banyak sehingga obesitas, dan kurang olahraga.
Dokter Aru mengatakan, sebanyak 95 persen faktor risiko kanker berasal dari sekitar kita. Biasanya disebabkan oleh kontaminan atau bahan-bahan karsinogen dan gaya hidup yang tidak sehat.
(up/up)











































