Musik dalam hal ini tidak hanya sekedar mendengarkan namun bermain alat musik. Psikolog klinis RSJD Amino Gondohutomo, Sri Mulyani mengatakan bermain musik menjadi salah satu pengalih anak dari gadget.
"Ketika anak itu kesenangannya dengan gadget dialihkan ke musik, maka kesenangannya akan beralih tidak selalu ke gadget," kata Sri Mulyani kepada detikcom, Selasa (5/11/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau gadget itu untuk menyenangkan, musik itu juga untuk menyenangkan, sebenarnya sama-sama hal yang menyenangkan, maka bisa dialihkan ke musik, sehingga ketergantungan gadget bisa berkurang," tandasnya.
Psikolog klinis RSJD Amino Gondohutomo, Sri Mulyani Foto: Angling/detikHealth |
Bermain musik juga bisa digunakan untuk terapi, namun Sri menekankan orangtua tidak boleh memaksa mengalihkan kecanduan gadget ke bermain musik ketika anaknya tidak memiliki ketertarikan kepada musik.
"Tapi jangan juga dipaksa bermain musik. Cari tahu anak itu kesenangannya," ujarnya.
Peran orangtua memang harus aktif memperhatikan anaknya. Jika sudah terlalu parah kecanduan gadget dan sulit diingatkan maka bisa menghubungi psikolog untuk dilakukan terapi.
"Kalau belum parah sekali bisa ke psikiater," ujarnya.
Sementara itu pemilik Halmahera Music School Semarang, Sherly Marsella Djajakusuma membenarkan jika musik bisa menjadi pengalih untuk anak agar tidak kecanduan gawai. Bahkan bisa dimulai sejak dini.
"Ya bisa untuk pengalih agar tidak kecanduan gadget. Kalau di sini sejak umur 2 tahun bisa. Dimulai dari pengenalan," kata Sherly ditemui dalam pembukaan Future Education Expo, Paragon Mall Semarang, Selasa (5/11/2019).
Pemilik Halmahera Music School Semarang, Sherly Marsella Djajakusuma Foto: Angling/detikHealth |
Di tempat kursusnya, memang biasanya orangtua mendaftarkan anak mereka agar bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan positif yaitu musik. Bahkan ada juga yang sengana datang untuk terapi, termasuk untuk anak berkebutuhan khusus.
"Ada yang untuk terapi juga. Jadi yang tadinya tidak mau diatur perlahan berubah. Jadi musik itu bisa untuk mengendalikan emosi," ujar Sherly.
"Pengalaman saya dulu ketika stres ya saya main musik dan berhasil," imbuhnya.
Jenis alat musiknya bisa menurut kepribadian dari anak. Ia mencontohkan jika anak yang minat bermusik itu termasuk aktif atau bahkan hiperaktif, maka alat musik drum bisa jadi pilihan.
"Kalau yang aktif biasanya ke drum. Kita pernah konsultasi ke Psikolog soal itu," imbuhnya.
Sama seperti Sri Mulyani, Sherly setuju jika peran orangtua mengantisipasi anak dari kecanduan gadget sangat besar. Maka dalam acaranya di Paragon itu akan menghadirkan influencer bidang parenting, Jessica Forrester.
"Semuanya tergantung juga dari orangtua," ujar Sherly.
"Iya besok Rabu (6/11) ada Jessica Forrester jam 18.30 untuk parenting talkshow," ujarnya.
(alg/up)












































Psikolog klinis RSJD Amino Gondohutomo, Sri Mulyani Foto: Angling/detikHealth
Pemilik Halmahera Music School Semarang, Sherly Marsella Djajakusuma Foto: Angling/detikHealth