Hal ini memancing banyak orang atau netizen untuk berkomentar bahkan menghujat tingkah para artis yang ikut-ikutan tren tersebut. Bahkan beberapa dari mereka mengaitkannya dengan gangguan narsistik.
Psikiater dari RS Omni Hospital BSD, dr Andri SpKJ, FCLP, mengatakan kita tidak bisa mengetahui apakah orang yang ikut tren pamer saldo ATM itu narsistik atau bukan, karena belum melakukan pemeriksaan secara lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, menurut dr Andri, netizen yang berkomentar atau melontarkan kalimat yang menghakimi pada artis pamer saldo ATM masuk ke dalam perilaku caper atau cari perhatian. Perlu diketahui, caper termasuk ke dalam salah satu masalah kejiwaan juga.
Netizen yang suka sekali men-judge para artis yang melakukan tren pamer saldo ATM, bisa jadi memiliki masalah kejiwaan tersebut meski tidak bisa langsung didiagnosa karena harus melalui pemeriksaan lanjutan.
"Orang yang caper, biasanya merasa orang lain itu kurang oke di mata dia. Tapi gue yang lebih oke. Nah kalau kamu terlalu atau sering bertindak caper, berarti kamu punya masalah kejiwaan," katanya.
"Untuk mencegah masalah kejiwaan itu, yang paling penting, jangan menghakimi orang dulu lah. Itu yang paling penting. Kalau nggak, ya itu akan susah (diatasi)," jelas dr Andri.
(kna/kna)











































