Terkait hal tersebut, belakangan ramai kampanye pamer foto rontgen paru-paru yang digaungkan oleh komunitas vape. Para vaper di kota-kota besar dan media sosial memamerkan foto rontgennya untuk membuktikan bahwa tubuh mereka sehat tidak terdampak oleh vape seperti yang sering diberitakan.
"Jadi tujuannya biar suara vaper ini terlihat juga. Syukur-syukur bisa didengar sama pemerintah karena menurut saya suara konsumen penting juga," kata Andika Widhi dari komunitas Hexohm Indonesia yang turut aktif mengkampanyekan foto rontgen paru-paru vaper.
"Pertama supaya hak untuk ngevape ini tetap ada, karena ini hak untuk memilih pilihan yang lebih sehat. Kedua menunjukkan ke orang-orang terdekat atau masyarakat awam bahwa dengan vaping itu kami sehat-sehat saja. Range kami vaping itu ada yang dari hitungan bulan sampai paling lama lebih dari lima tahun," jelasnya saat dihubungi detikcom, Senin (25/11/2019).
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto hingga saat ini mengaku masih menunggu masukan dari berbagai kalangan. Ia belum mau memberikan komentar atau sikap tegas meski BPOM sudah menyampaikan rencana melarang vape karena dinilai mengandung bahan-bahan berbahaya.
"Nanti kita menampung dari semua lapisan masyarakat, apa yang mereka ini kan. Jangan malah menjustifikasi sesuatu untuk hal yang belum jelas," kata Menkes Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (21/11/2019) lalu.
Simak Video "Bahaya Vape Vs Rokok"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/up)