Metoda kultur jaringan ini mengambil Cordyceps Militaris yang langsung berasal dari pegunungan Himalaya dan dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu, sehingga hasilnya akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.
"Cordyceps juga merupakan jamur yang dikenal sebagai tanaman obat tradisional kuno yang hidup sebagai parasit, dan mengandung banyak nutrisi, seperti protein, asam amino esensial, peptida, multivitamin, asam lemak, dan mineral," ujar Medical Manager Consumer Health Division PT Kalbe Farma dr Helmin Agustina Silalahi kepada detikHealth Jumat (29/11/2019).
Menurut dr Helmin pada awalnya tumbuhan herba ini dianggap memiliki kandungan nutrisi yang efektif dipakai sebagai penambah stamina. Namun saat ini, manfaat cordyceps juga diklaim dapat mengatasi masalah pernapasan dan menyehatkan paru dan ginjal.
"Kandungan polisakarida (cordycepic acid, cordycepin) dalam cordyceps dapat meningkatkan suplai oksigen ke sistem kardiopulmoner (jantung dan paru-paru) dengan kecukupan oksigen pernapasan dapat membantu proses pernapasan berfungsi dengan baik," terangnya.
"Selain itu, gangguan pernapasan yang menyebabkan suplai oksigen berkurang seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru lainnya seperti gangguan mukosa pernapasan pada perokok juga dapat dibantu dengan mengonsumsi cordyceps," imbuhnya.
Sebab dapat meningkatkan suplai oksigen maka cordyceps dapat meningkatkan kadar energi pada jaringan tubuh. Selain itu, juga dapat berfungsi sebagai antioksidan, antikanker dan meningkatkan sistem imun.
Cordyceps memiliki kandungan Adenosine dan Cordycepin. Adenosine baik untuk sumber energi dan pembentukan ATP. Sementara Cordycepin mampu meningkatkan sistem imun dan konsumsi oksigen kardiopulmoner. Karena itu konsumsi 1-2 kapsul per hari H2 Cordyceps Militaris bisa jadi alternatif meningkatkan stamina dan mengatasi gangguan pernapasan.
(mul/ega)











































