Setelah banyak yang mencobanya, ternyata banyak pria yang tidak bisa menjalaninya. Hal ini ditanggapi oleh dokter spesialis olahraga dr Sophia Hage, SpKO yang mengatakan ada dua kemungkinan penyebabnya.
"Pertama mungkin karena titik gravitasi yang seperti katrol, ada katrol dan ada beban. Pada wanita, titik pusat gravitasi atau titik penyangga berat badan (katrol) itu terletak lebih dekat dengan kaki. Jadi posisinya tidak terlalu dekat dengan kursi atau bebannya," jelasnya pada detikcom, Kamis (12/12/19).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena posisi katrol tidak terlalu dekat dengan beban atau kursi, jadi dapat dengan lebih mudah mengkontraksi otot punggung untuk berdiri sambil mengangkat kursi itu," imbuhnya.
dr Sophia melanjutkan, meskipun pada pria titik gravitasinya juga terletak di punggung bawah, tapi letaknya jauh dengan tulang panggul. Ini mengakibatkan saat sudah di posisi mengangkat beban, letak katrol yang terlalu tinggi dan dekat dengan kursi tidak berjalan dengan baik.
"Nah, posisi katrol yang dekat dengan beban atau kursi itu membuat fungsi katrol tidak baik. Akhirnya, pada pria kontraksi otot punggung tersebut tidak cukup mengangkat kursi," ujar dr Sophia.
Kemungkinan kedua, karena adanya perbedaan ukuran kaki antara pria dan wanita. Meskipun jumlah langkah untuk mundur sama, tapi ukuran torso atau dari pinggang ke atas mereka berbeda. Itu membuat pria lebih jauh dan sistem energi untuk mengangkat beban berbeda.
"Torso itu seperti panjang kaki serta telapak kaki antara pria dan wanita berbeda. Itulah yang membuat jarak dari dinding ke orangnya ataupun sistem energi untuk mengangkat beban berbeda. Tapi, yang paling mungkin sih ya kemungkinan pertama," tuturnya.
Ia juga menegaskan, hal ini harus ditinjau lebih dalam lagi, apakah memang terjadi di seluruh populasi wanita dan pria. Selain itu, dr Sophia juga menganjurkan untuk meneliti apa pada anak-anak juga memberikan hasil yang serupa.
(fds/fds)











































