Tentu hal ini bisa menimbulkan stres bagi pemilik mobil. Terlebih bagi mereka yang masih punya tunggakan lain dan tetap harus mengeluarkan biaya lebih untuk memperbaiki kendaraannya.
"Contohnya punya mobil dengan kredit. Kalau asuransi okelah, kalau nggak kan harus bayar segala macam dan pengeluaran ekstra lah bagi mereka," kata Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, Budi Sylvana, MARS, kepada detikcom, Kamis (2/1/2010).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat keadaan mobilnya yang tertumpuk dan rusak, pemilik akan rentan mengalami trauma. Untuk itu Kementerian Kesehatan menyediakan trauma healing atau dukungan psikososial. Kedepannya, dilakukan konseling secara berkala untuk pemulihan kesehatan jiwa korban.
"Akan trauma lah. Makanya ada dukungan psikososial. Jadi itu memamg jadi masalah terutama jika tingkat stresnya tinggi.
"Nanti tergantung psikolog dan psikiaternya melihat kondisi lapangan pengungsi. Kalau tidak dilakukan konseling atau dukungan psikososial akan masuk dalam fase psikotik akut. kalau nggak ditangani atau diterapi, kemungkinan lebih berat lagi," pungkasnya.
(kna/up)











































