"Sebenarnya kalau seberapa besar, tetap kita memiliki risiko. Karena zaman sekarang orang mobilisasi tinggi ya, Orang jalan-jalan ke China, ke Hongkong jadi tetap ada," kata dokter paru dari RSP Persahabatan, dr Diah Handayani, SpP(K) saat dihubungi detikcom, Senin (6/1/2019).
Karenanya, pemerintah dinilainya sudah tepat untuk memberikan warning bagi warga yang baru kembali dari China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penanganan yang cepat akan mencegah penularan pada orang lain. Namun bila setelah sembuh dari penyakit ini, jika gejala-gejala pneumonia muncul kembali, maka patut diwaspadai.
"Apalagi pada yang baru flu satu hari lalu sesak pada hari kedua, itu jadi tanda-tanda pneumonia yang berat," ucap dr Diah.
dr Diah juga menjelaskan berbagai faktor yang bisa terjadi terhadap penularan wabah pneumonia China ini, seperti bepergian ke wilayah yang mengalami wabah dan begitu juga sebaliknya, sehingga terjadinya kontak langsung.
Hal ini umumnya diatasi dengan dilakukannya pelarangan bagi orang-orang yang memang dari wilayah terdampak untuk melakukan bepergian. Tak hanya di China, di Indonesia pun melakukan imbauan di berbagai tempat seperti bandara dan juga pelabuhan yang menjadi tempat keluar masuknya orang dari luar dan dalam negeri.
"Biasanya kalau kejadian seperti ini kita mengimbau, apalagi Anda yang berasal dari negara infeksi dan mengalami demam segera periksa, itu yang jadi kunci utama," pungkasnya.
(up/up)











































