Dari hasil investigasi dan pemeriksaan laboratorium, Kepala Balai Besar Veteriner Wates, drh Bagoes Poermadjaja, MSc, menyampaikan kasus kematian ternak ini disebabkan bakteri Bacillus anthracis. Ia berpendapat adanya pemasukan hewan ternak baru dan konsumsi daging ternak yang sakit jadi penyebab penyebarannya ke manusia.
"Dinas Kesehatan juga melakukan pengambilan sampel berupa tanah tempat terjadinya kasus dan sampel luka pada kulit manusia yang diduga terpapar penyakit ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana cara menular ke manusia?
Meskipun lebih berpengaruh pada hewan ternak, manusia juga bisa terinfeksi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang sakit. Dalam penularan dari orang ke orang juga belum ada buktinya, tapi lesi kulit antraks bisa menular melalui kontak langsung.
Dikutip dari Mayo Clinic, bakteri antraks biasanya bisa masuk ke tubuh melalui luka yang ada di kulit. Selain itu, manusia juga bisa terinfeksi antraks karena mengkonsumsi daging yang terkontaminasi seperti yang terjadi di Gunungkidul.
Tanda dan gejala antraks pada manusia bisa muncul tergantung cara terinfeksinya, bisa jadi ada luka di kulit hingga syok. Pengobatannya bisa dengan antibiotik, tapi jika antraks terhirup akan sulit diobati bahkan berakibat fatal.
(sao/up)











































