Virus Corona Wuhan Segera Punya Nama Resmi, Ini Kriterianya

Virus corona yang mewabah di Wuhan, China hingga saat ini belum punya nama resmi. Nama 'sementara' 2019-nCoV atau Novel Coronavirus dianggap sulit diucapkan.
Penamaan virus baru memang rumit, salah-salah bisa memicu dampak yang tidak diharapkan. Dicontohkan, julukan 'swine flu' atau flu babi untuk virus H1N1 pernah memicu pembantaian babi. Padahal virus ini ditularkan oleh manusia, bukan oleh babi.
Hal serupa juga terjadi pada penamaan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang sempat populer dengan istilah 'flu unta'.
"Penggunaan nama seperti 'flu babi' dan MERS telah memiliki dampak negatif yang tidak diharapkan lewat stigma pada komunitas dan sektor ekonomi tertentu," kata pejabat WHO saat itu, Dr Keiji Fukuda, dikutip dari BBC, Rabu (5/2/2020).
Pemberian nama virus menjadi tanggung jawab International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV). Berdasarkan panduan yang telah ditetapkan, nama virus baru tidak boleh mengandung:
- Lokasi geografis
- Nama orang
- Nama binatang atau makanan tertentu
- Merujuk pada kultur atau industri tertentu.
Dikatakan, nama virus baru harus pendek dan menjelaskan, seperti SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
Simak Video "Kasus Harian Covid-19 Jepang Tembus 100.000"
[Gambas:Video 20detik]
(up/kna)