Belakangan ini, Institute of Tropical Disesase (ITD) Universitas Airlangga (Unair) mengaku kehabisan kit reagen yang membuatnya tak bisa lagi melakukan pemeriksaan sampel virus Corona COVID-19. Tampaknya hal serupa juga dialami oleh beberapa laboratorium di Indonesia.
"Beberapa laboratorium terpaksa harus menghentikan aktivitasnya karena memang reagennya belum sampai," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto beberapa waktu lalu.
Reagen adalah bahan kimia yang dibutuhkan untuk melakukan pengecekan spesimen virus. Pada virus Corona COVID-19, reagen bekerja dengan cara mengubah genom virus sehingga bisa dideteksi dengan mesin polymerase chain reaction (PCR).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Achmad Yurianto mengatakan reagen COVID-19 saat ini memang sedang banyak dicari dunia. Pemerintah sudah berusaha untuk mendatangkannya dari luar negeri.
"Seperti kita maklumi dalam situasi pandemi seperti sekarang ini maka semua negara di dunia yang terdampak COVID-19 membutuhkan reagen ini," papar Achmad Yurianto dalam tayangan yang disiarkan BNPB, Kamis (23/4/2020).
"Sementara dihadapkan dengan kapasitas produksi reagen ini yang terbatas, maka gugus tugas nasional bekerja keras untuk mencari. Bekerja keras untuk menemukan reagen ini di seluruh dunia dan berusaha dengan segala cara agar negara kita bisa mendapatkannya," lanjut pria yang akrab disapa Yuri ini.
Saat ini pemerintah mengaku sudah memesan lagi 15 ribu reagen yang didatangkan dari Korea Selatan. Sementara untuk besok, 24 April 2020, diharapkan datang juga 400 ribu reagen.
"Tugas selanjutnya setelah kita mendapatkan reagen ini adalah mendistribusikan ke seluruh laboratorium yang mampu dan memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan. Sehingga pengujian sampel secara masif bisa kita lakukan," pungkasnya.
(fds/up)











































