Beredarnya isu bahwa virus Corona secara tidak sengaja bocor dari lab tersebut terus berkembang, bahkan presiden AS Donald Trump mendukung klaim tersebut dengan mengatakan mempunyai bukti meski belakangan merubah pernyataannya. Tetapi para ilmuwan telah menolak segala klaim tersebut dan menceritakan ketatnya pengamanan di dalam lab.
Para pejabat di Institut Virologi Wuhan menyebut telah mematuhi standar keamanan yang ketat di lab tersebut. Fasilitas ini termasuk laboratorium tingkat empat, dengan tingkat biosekuriti tertinggi. Lab ini berwenang melakukan penelitian tentang patogen berbahaya seperti ebola, virus lassa Afrika Barat, dan virus demam berdarah krimea Kongo.
"Kami telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk memastikan tidak ada virus yang dapat meninggalkan lab kami," ujar Yuan Zhiming, Direktur laboratorium Wuhan kepada Science and Technology Daily, dilansir dari South China Morning Post.
Yuan mengatakan lab Wuhan memiliki sistem manajemen yang ketat, termasuk prosedur penanganan limbah dan bahan infeksius. Sebelum melakukan eksperimen di lab, para peneliti diwajibkan lulus evaluasi kesehatan fisik dan psikologis tahunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua staf harus mengikuti prosedur keselamatan yang ketat setiap memasuki lab, termasuk pemeriksaan kondisi fisik, tekanan darah, dan suhu tubuh. Mereka bahkan harus mengisi formulir pendaftaran yang nantinya diinformasikan ke pusat untuk memantau orang yang masuk dan keluar dari lab.
Untuk masuk ke dalam lab, peneliti harus memakai pakaian pelindung (APD) yang sudah disemprot disinfektan. Tidak seorang pun diizinkan masuk seorang diri, dan harus lebih dari satu orang ketika melakukan eksperimen. Selain itu peneliti hanya dapat menghubungi luar lab melalui pusat pemantauan saat berada di dalam fasilitas tersebut.
Lab di Wuhan ini menggunakan teknologi ruangan tekanan negatif, sehingga udara di dalam dan di luar lab tidak dapat bersirkulasi. Sehingga tidak dapat menyebarkan patogen mematikan.
Limbah udara di dalam lab harus melalui proses penyaringan dua kali sebelum dilepaskan, limbah air harus melewati pengolahan dengan sistem suhu tinggi. Sedangkan limbah yang terkontaminasi dibuang oleh perusahaan yang memiliki izin menangani limbah medis. Peralatannya pun harus menjalani proses infeksi tahunan melalui pihak ketiga.
Wakil Direktur Institut Virologi Wuhan Guan Wuxiang mengatakan, saat ini para peneliti telah mempelajari virus yang ditemukan sejak 30 Desember ini seperti penyebabnya, asal-usulnya, dan skrining obat. Lab ini telah menguji 6.500 sampel dan sedang mengembangkan vaksin yang telah masuk ke tahap uji klinis.
"Memprediksi wabah virus sangat sulit. Manusia masih belum memiliki cukup pemahaman tentang virus yang ada di alam dan aturan keberadaan, perkembangan penyebaran, dan patogenesisnya," kata Guan.
(naf/naf)











































