Berapa Lama Mi Instan Hancur dalam Perut? Ini Penjelasan Dokter Pencernaan

Berapa Lama Mi Instan Hancur dalam Perut? Ini Penjelasan Dokter Pencernaan

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 05 Des 2025 19:36 WIB
Berapa Lama Mi Instan Hancur dalam Perut? Ini Penjelasan Dokter Pencernaan
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Supersmario)
Jakarta -

Selain praktis dan murah, mi instan kerap jadi 'penyelamat' ketika lapar melanda. Namun perlu dipahami, makanan ini termasuk kategori ultra processed food (UPF) yang tidak disarankan dikonsumsi berlebihan, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan serat, protein, dan nutrisi lain yang lengkap.

Spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi, hepatologi (KGEH), Aru Ariadno, menjelaskan konsumsi mi instan terlalu sering dapat berdampak pada berbagai gangguan kesehatan. "Masalah yang paling sering muncul seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, hingga gangguan fungsi ginjal," ujarnya kepada detikcom Jumat (5/12/2025).

Menurut dr Aru, hal ini terutama disebabkan oleh kandungan natrium (garam) yang tinggi, lemak jenuh, serta kalori yang besar, sementara nutrisi esensial seperti serat, vitamin, mineral, dan protein justru sangat rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berapa Lama Mi Instan Bertahan di Perut?

Meski terlihat sama seperti mi pada umumnya, proses pencernaan mi instan ternyata berbeda. Mi instan membutuhkan waktu lebih lama untuk hancur di dalam sistem pencernaan dibandingkan mi segar atau mi basah.

ADVERTISEMENT

Mi instan dapat bertahan sekitar 3 hingga 5 jam di dalam lambung sebelum benar-benar diproses ke tahap berikutnya.

Pada sebagian orang, keseluruhan proses pencernaan mi instan bahkan disebutnya bisa berlangsung hingga 1 sampai 2 hari sebelum benar-benar keluar dari tubuh.

Proses yang lebih lama ini disebabkan tekstur mi instan lebih padat, kadar minyak dari proses penggorengan, dan bahan tambahan yang membuatnya lebih sulit dicerna.

Sebaliknya, mi segar atau mi yang dibuat tanpa pengawet biasanya lebih mudah hancur dan lebih cepat melewati saluran cerna.

Mengapa Bisa Lebih Lama Dicerna?

Ada beberapa faktor yang membuat mi instan membutuhkan waktu lebih panjang untuk dicerna:

1. Proses Penggorengan dan Tingginya Lemak

Mayoritas mi instan digoreng sebelum dikemas. Lemak jenuh dari proses ini memperlambat pergerakan makanan di lambung (gastric emptying).

2. Pengawet dan Bahan Tambahan

Walau mi instan aman dikonsumsi sesuai batas regulasi, bahan tambahan seperti stabilizer dan emulsifier membuat teksturnya lebih keras dan tidak mudah terurai.

3. Rendah Serat

Tidak adanya serat memperlambat kerja usus dan membuat makanan lebih lama berada di saluran cerna.

Apa Dampaknya Jika Sering Makan Mi Instan?

Jika dikonsumsi berlebihan atau terlalu sering, efeknya dapat menumpuk:

  • Risiko hipertensi meningkat karena kandungan garam sangat tinggi.
  • Lonjakan gula darah lebih mudah terjadi.
  • Gangguan pencernaan seperti perut kembung, begah, konstipasi, atau refluks.
  • Meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes.
  • Beban ginjal meningkat akibat natrium berlebih.
  • Asupan gizi tidak seimbang, karena mi instan tidak menyediakan nutrisi lengkap.

Boleh Makan Mi Instan, Tapi...

Mi instan aman dikonsumsi, asalkan tidak terlalu sering dan diimbangi bahan makanan lain. Dokter merekomendasikan:

Tambahkan sayur (bayam, wortel, sawi, brokoli).

  • Masukkan protein (telur, ayam, tahu, tempe).
  • Kurangi penggunaan bumbu terutama minyak dan bubuk perisa.
  • Batasi konsumsi 1-2 kali per minggu.

Halaman 2 dari 3
(naf/naf)

Berita Terkait