Relawan Medis Dukung Penerapan New Normal, Tolak Pelonggaran PSBB

Relawan Medis Dukung Penerapan New Normal, Tolak Pelonggaran PSBB

Muhammad Anjar Mahardhika - detikHealth
Selasa, 26 Mei 2020 19:01 WIB
Relawan Medis Dukung Penerapan New Normal, Tolak Pelonggaran PSBB
Dokter sebut setujui new normal namun tolak pelonggaran PSBB. (Foto: dok. Relawan COVID-19)
Jakarta -

Pemerintah berharap masyarakat segera menerapkan 'new normal' atau kenormalan baru di tengah pandemi Corona. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan telah mengecek kesiapan penerapan new normal di salah satu pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat.

Seorang dokter relawan di RS Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, dr Muhamad Husen Ali, menyambut baik kebijakan new normal yang akan ditetapkan pemerintah. Meskipun istilah ini mungkin terdengar baru bagi masyarakat, tetapi new normal merupakan kehidupan yang menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau new normal sebenarnya itu imbauan untuk kita menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan itu," ujar dr Husen saat dihubungi detikcom, Selasa (26/5/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang sebenarnya bagus sih pelaksanaan new normal, cuma mungkin pada beberapa orang, terminologi atau istilah new normal itu agak menyeramkan," tambahnya.

Pada dasarnya new normal ini merupakan istilah agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan, di antaranya pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.

ADVERTISEMENT

Meskipun setuju dengan penerapan new normal, dr Husen mengingatkan pemerintah untuk tidak melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Terlebih jumlah kasus positif Corona di Indonesia masih meningkat setiap hari.

"Kalau untuk pelonggaran PSBB, saya rasa masih terlalu cepat ya untuk dilonggarkan. Karena kalau kita lihat dari data yang ada juga kurva kita masih belum turun," tutupnya.




(fds/fds)
Panduan Sehat New Normal
42 Konten
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah akan segera disudahi, sementara pandemi virus Corona COVID-19 belum juga berakhir. Beradaptasi dengan 'the new normal' adalah keniscayaan.

Berita Terkait