Respons Kekebalan yang Lemah Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin Corona

Respons Kekebalan yang Lemah Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin Corona

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Rabu, 15 Jul 2020 10:26 WIB
Respons Kekebalan yang Lemah Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin Corona
Respons kekebalan tubuh yang lemah jadi tantangan dalam pengembangan vaksin Corona. (Foto: AP/Sakchai Lalit)
Jakarta -

Beberapa studi dari China, Jerman, dan Inggris menunjukkan bahwa orang yang pernah terinfeksi virus Corona akan memiliki antibodi atau kekebalan pada tubuhnya. Namun, ini hanya berlangsung dalam beberapa bulan saja.

"Umumnya antibodi akan terbentuk, tetapi seringkali antibodi itu menghilang dengan cepat, menunjukkan mungkin hanya ada sedikit kekebalan," kata Daniel Altmann, seorang profesor imunologi di Imperial College London, seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (15/7/2020).

Menurut para ilmuwan, ini akan bisa jadi tantangan dalam mengembangkan vaksin COVID-19. Terlebih belum ada data dari uji klinis tahap awal yang bisa menunjukkan berapa lama vaksin bisa memberikan efek perlindungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini artinya ketergantungan yang berlebihan terhadap vaksin (untuk mengendalikan pandemi) tidak bijaksana," kata Stephen Griffin, seorang profesor kedokteran di Universitas Leeds.

Agar vaksin benar-benar efektif, Stephen mengatakan vaksin COVID-19 perlu menghasilkan kekebalan yang lebih kuat dan jauh lebih tahan lama.

ADVERTISEMENT

"Atau mungkin perlu diberikan secara teratur... dan ini bukanlah hal yang mudah," ujarnya.

Saat ini sudah lebih dari 100 peneliti dari berbagai perusahaan di seluruh dunia yang sedang berusaha mengembangkan vaksin Corona dan sudah ada 17 kandidat vaksin yang telah diuji klinis pada manusia.




(fds/fds)

Berita Terkait