WHO: Virus Corona Bertahan di Segala Cuaca, Musim Panas Tak Akhiri Pandemi

WHO: Virus Corona Bertahan di Segala Cuaca, Musim Panas Tak Akhiri Pandemi

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 29 Jul 2020 07:30 WIB
WHO: Virus Corona Bertahan di Segala Cuaca, Musim Panas Tak Akhiri Pandemi
WHO sebut virus Corona bertahan di segala cuaca. (Foto: Getty Images/iStockphoto/oonal)
Jakarta -

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan pandemi virus Corona COVID-19 sebagai gelombang besar. Pandemi virus Corona COVID-19 di seluruh dunia diyakini tidak akan berakhir di musim panas.

Dikutip dari Reuters, pejabat WHO menekankan infeksi COVID-19 bukan merupakan virus atau penyakit musiman, seperti influenza. Berdasarkan kasus Corona di di Hong Kong yang berulang kali menghadapi gelombang baru Corona, perilaku virus Corona COVID-19 disebut di luar kendali manusia meskipun seluruh upaya untuk menghentikan penyebaran virus telah dilakukan.

Juru bicara WHO Margaret Harris menyampaikan pesan itu dalam briefing virtual di Jenewa. "Kita berada di gelombang pertama. Ini akan menjadi satu gelombang besar," jelasnya dalam briefing virtual.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Musim panas adalah masalah. Virus ini menyukai semua cuaca, tetapi apa yang terutama disukainya adalah berpindah dari satu orang ke orang lain ketika kita melakukan kontak dekat," kata Harris.

Sebagai gambaran, ia menunjukkan bahwa beberapa negara yang paling terpukul saat ini berada di tengah-tengah musim yang berbeda. Musim panas di Amerika Serikat melaporkan hampir 148 ribu kematian dan hampir 4,3 juta kasus Corona menjadi negara yang mengalami keparahan imbas pandemi, sedangkan Brasil menjadi negara yang mengalami tingkat keparahan kedua, Brasil mencatat lebih dari 87.000 kematian di musim dingin.

ADVERTISEMENT

"Musim tampaknya tidak memengaruhi penularan virus ini," kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan dalam briefing virtual.

"Apa yang kita semua perlu perhatikan adalah ini adalah virus baru dan meskipun itu adalah virus pernapasan, dan meskipun virus pernapasan di masa lalu memang cenderung melakukan gelombang musiman yang berbeda ini, ini berperilaku berbeda," kata Harris.




(naf/up)

Berita Terkait