3 Fakta 'Tick-Borne', Virus yang Mewabah di China di Masa Pandemi Corona

3 Fakta 'Tick-Borne', Virus yang Mewabah di China di Masa Pandemi Corona

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Jumat, 07 Agu 2020 20:00 WIB
3 Fakta Tick-Borne, Virus yang Mewabah di China di Masa Pandemi Corona
Ilustrasi kutu. (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Pandemi Corona masih berlangsung di seluruh dunia. Namun, baru-baru ini China melaporkan adanya kasus infeksi virus yang disebabkan oleh gigitan kutu atau dikenal dengan 'tick-borne'.

Dikutip dari Times of India, sejauh ini virus 'tick-borne' telah menginfeksi hampir 67 orang dan menewaskan sedikitnya 7 korban di China.

Berikut tiga fakta tentang virus 'tick-borne' yang perlu kamu tahu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sudah ada sejak 2009

Dikutip dari Firstpost, virus 'tick-borne' memiliki nama asli severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS).

Virus yang termasuk dalam kategori bunyavirus, yang merupakan keluarga arthropod-borne atau virus yang dibawa oleh hewan pengerat ini bukanlah penyakit baru. Sebab, SFTS telah ditemukan di China, Korea Selatan, dan Jepang sejak 2009.

ADVERTISEMENT

2. Menular lewat gigitan kutu

SFTS umumnya ditularkan melalui gigitan kutu. Menurut sebuah studi tahun 2015, ada beberapa spesies kutu yang diduga sebagai pembawa virus SFTS, di antaranya H longicornis, R microplus, H campanulata dan D sinicus pada anjing, kucing, domba, dan sapi.

Para peneliti pun mengingatkan bahwa adanya kemungkinan virus SFTS dapat menular antarmanusia. Sebab, dicurigai penyakit ini bisa ditularkan melalui darah dan lendir dari orang yang terinfeksi.

3. Salah satu gejalanya menurunkan trombosit

Orang yang terinfeksi SFTS, di antaranya mengalami beberapa gejala sebagai berikut:

- Demam tinggi
- Menggigil
- Kehilangan nafsu makan
- Perdarahan gusi
- Muntah
- Diare
- Nyeri otot
- Trombosit menurun
- Sel darah putih menurun




(kna/kna)

Berita Terkait