Pilu, Dokter Curhat 'Sakitnya' Saat Menulis Surat Kematian Pasien COVID-19

Pilu, Dokter Curhat 'Sakitnya' Saat Menulis Surat Kematian Pasien COVID-19

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Senin, 14 Sep 2020 10:45 WIB
Pilu, Dokter Curhat Sakitnya Saat Menulis Surat Kematian Pasien COVID-19
Dokter curhat rasanya menulis surat kematian pasien COVID-19 dari hari ke hari. (Foto: Getty Images/graphixel)
Jakarta -

Virus Corona COVID-19 masih mewabah di Indonesia. Tanpa kenal lelah para tenaga medis pun terus berjuang menangani pasien agar bisa pulih dari penyakit ini.

Seorang influencer kesehatan yang juga bertugas sebagai Satgas COVID-19 di Rumah Sakit Prikasih, Jakarta Selatan, dr Gia Pratama membagikan salah satu kisah pilunya selama menangani pasien Corona, yakni saat menuliskan surat kematian pasien.

"Segmen paling pedih kalau di rumah sakit dan terus berulang itu ya ini, nulis laporan kematian," tulis dr Gia dalam postingan Instagram miliknya, Sabtu (12/9/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menulis ulang menit-permenit kejadian sampai pasien meninggal," tambahnya.

Dalam postinganya tersebut, terlihat secarik kertas bertuliskan 'laporan kematian' dengan keterangan detail seorang pasien Corona meninggal pada 12 September 2020, dengan penyebab kematian henti jantung dan henti napas.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]

Kepada detikcom, dr Gia menceritakan bahwa saat ini ia semakin sering menuliskan surat kematian pasien Corona, yang artinya jumlah kasus kematian COVID-19 kian bertambah setiap harinya. Ia pun berharap jumlah kematian akibat penyakit ini bisa segera menurun.

"Dari Maret ya sudah banyak, hanya makin kesini makin sering, hampir sehari sekali," kata dr Gia, Senin (14/9/2020).

dr Gia merasa prihatin dengan masih banyaknya orang yang menyepelekan COVID-19. Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak meremehkan penyakit ini karena dampaknya bukan hanya dapat merugikan diri sendiri, tapi juga orang lain.

"Jangan meremehkan penyakit ini, kita yang muda mungkin bisa sembuh, tapi kita bisa menularkan kepada orang tua yang kita sayangi dan mereka belum tentu bisa sembuh," tuturnya.




(up/up)
Kisah di Garis Depan
20 Konten
RS penuh, dokter-dokter dan tenaga kesehatan menjerit kelelahan. Pandemi COVID-19 memang menguras energi secara fisik maupun mental. Di sisi lain, masih ada saja yang menganggap COVID-19 tak lebih dari cerita konspirasi yang mengada-ada. Duh!

Berita Terkait