Pontang-panting Dokter Anestesi Layani Pasien COVID-19 di Ruang Isolasi

Pontang-panting Dokter Anestesi Layani Pasien COVID-19 di Ruang Isolasi

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Rabu, 16 Sep 2020 17:54 WIB
Pontang-panting Dokter Anestesi Layani Pasien COVID-19 di Ruang Isolasi
Para dokter mulai kelelahan menghadapi pandemi COVID-19 (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis)
Jakarta -

Seorang dokter anestesi di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 mengaku kewalahan menangani pasien selama pandemi virus Corona COVID-19 berlangsung. Pasalnya, jumlah kasus penyakit ini terus meningkat setiap harinya.

"Pada masa pandemi ini, berat banget buat spesialis kami yang hanya ada 2.400 orang di Indonesia dengan sebaran tak merata. Sekitar 600 orang bekerja di Jabodebek, seperempatnya. Apa kabar di luar daerah, bisa coba dilihat angka kematian karena COVID di luar wilayah dengan kebutuhan ICU," jelas dokter berinisial A tersebut, Rabu (16/9/2020).

Secara umum dokter anestesi bertugas membantu dokter bedah selama berlangsungnya proses operasi, dari memonitor, melakukan pembiusan, hingga memantau kondisi pasien setelah operasi. Namun, rupanya saat pandemi virus Corona banyak dokter anestesi yang juga menghadapi pasien Corona berjam-jam di ruangan isolasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah hanya dokter anestesi Indonesia yang menghadapi masalah ini? Nggak. Di dunia juga sama, bisa cek di berbagai negara, bagaimana pontang-panting dokter anestesi bekerja. Intubasi dan ventilator, pasang CVC, monitor invasif, cuci darah, dan sebagainya. Kami bisa berjam-jam di ruangan isolasi," ujar dokter A.

Dokter A bercerita, saat ini sudah banyak teman seprofesinya yang dinyatakan positif COVID-19 bahkan ada yang meninggal dunia. Maka dari itu, ia meminta kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan benar agar kasus COVID-19 tidak terus meningkat.

ADVERTISEMENT

"Dengan sedikitnya jumlah dokter anestesi dan sebaran nggak merata, maka kalau kasus naik terus, siapa yang akan memberikan pelayanan," ucapnya kepada detikcom, Rabu (16/9/2020).

"Karena satu orang nakes harus menangani banyak pasien. Pasien tidak diperhatikan maksimal, yang kaya gini bisa berakibat angka kematian meningkat karena kurangnya pengawasan pasien," jelasnya.




(up/up)
Kisah di Garis Depan
20 Konten
RS penuh, dokter-dokter dan tenaga kesehatan menjerit kelelahan. Pandemi COVID-19 memang menguras energi secara fisik maupun mental. Di sisi lain, masih ada saja yang menganggap COVID-19 tak lebih dari cerita konspirasi yang mengada-ada. Duh!

Berita Terkait