Pembatasan yang dilakukan demi menekan penularan Corona akan segera berakhir di kota terbesar Selandia Baru pekan ini. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meyakini gelombang kedua Corona di Selandia Baru akan segera berakhir.
Tingkat waspada disebut menurun ke level 1, usai melaporkan nihil kasus baru selama 10 hari berturut-turut di Auckland. "Sekarang ada 95 persen kemungkinan klaster tersebut dihilangkan," kata Ardern pada konferensi pers.
"COVID-19 akan bersama kita selama beberapa bulan mendatang. Tapi kita tetap harus menandai pencapaian ini," sebutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selandia Baru, negara berpenduduk lima juta, tampaknya telah membasmi penularan komunitas COVID-19 awal tahun ini dengan lockdown yang ketat hingga akhirnya dicabut. Kasus COVID-19 kembali melonjak di sana saat Wabah Auckland terdeteksi pada Agustus, menjadi klaster Corona terbesar di Selandia Baru dengan 179 kasus. Hal ini mendorong Ardern untuk memperkuat pembatasan di Auckland.
Pembatasan yang akhirnya dilonggarkan kembali di Selandia Baru membuat tak ada lagi larangan berkumpul dengan batasan. Aturan jaga jarak di bar dan restoran pun tak lagi dibatasi.
Lockdown kedua kalinya
Usai 12 hari tanpa kasus baru di Auckland, Ardern mengatakan bahwa virus Corona COVID-19 telah terkendali. Dia turut memberi selamat kepada warga karena telah bertahan dalam lockdown kedua.
"Rasanya lebih lama dan berlarut-larut, sudah mulai terasa seperti tahun yang sangat panjang," ujar Ardern dalam konferensi pers, Senin (5/10/2020), dikutip dari CNN.
"Namun terlepas dari ini, warga Auckland dan Selandia Baru tetap berpegang pada rencana yang sudah berhasil sebanyak dua kali saat ini, kita kembali mengalahkan virus," tambahnya.
Selandia Baru hanya mencatat 25 kematian akibat COVID-19 dari lima juta populasi, dengan 40 kasus aktif di negara itu pada Senin. Meski begitu, Ardern tetap mengingatkan untuk waspada terhadap penularan COVID-19.
"Kebangkitan virus bukan satu-satunya kekhawatiran kami, (tapi) munculnya kembali rasa puas dirilah (yang dikhawatirkan)," pungkasnya.
(naf/kna)











































