Pemilik Abuba Steak Meninggal Kena COVID-19, Ini Gejala yang Picu Kondisi Fatal

Pemilik Abuba Steak Meninggal Kena COVID-19, Ini Gejala yang Picu Kondisi Fatal

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 05 Okt 2020 14:32 WIB
Pemilik Abuba Steak Meninggal Kena COVID-19, Ini Gejala yang Picu Kondisi Fatal
Pemilik Abuba Steak meninggal usai terinfeksi COVID-19, ini gejala yang picu kondisi fatal. (Foto ilustrasi: iStock)
Jakarta -

Kabar duka datang dari dunia kuliner. Pemilik Abuba Steak H. Abu Bakar mengabarkan istrinya Hj. Aminah, telah meninggal dunia usai terinfeksi COVID-19. Dalam perusahaan Abuba Steak, keduanya menjabat sebagai komisaris.

Melalui keterangan di akun Instagram resmi restoran, abubasteak_, diberitahukan kalau sebelumnya H. Abu Bakar dan Hj. Aminah positif Covid-19. Begitupun dengan M. Ali Ariansyah (Direktur) serta Asisten rumah tangga mereka (Ibu Juminah).

"Ibu Hj. Aminah telah wafat sejak tanggal 3 Oktober 2020, dan prosesi pengurusan jenazah dilaksanakan sesuai dengan Prosedur tetap (Protap) Covid-19," tulis pihak Abuba Steak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada beberapa faktor yang bisa memperparah kondisi di antaranya usia lanjut, respons kekebalan tubuh, hingga penyakit penyerta. Namun, adapula kondisi fatal yang bisa terjadi saat terpapar COVID-19, yaitu happy hypoxia.

Happy hypoxia terjadi saat pasien COVID-19 memiliki saturasi oksigen yang rendah tetapi tidak menunjukkan gejala sesak napas. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) menyebut ada beberapa tanda atau gejala COVID-19 yang harus diwaspadai membuat kondisi fatal hingga kematian.

ADVERTISEMENT

Berikut tandanya:

- Kesulitan bernapas
- Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada
- Kebingungan
- Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga
- Bibir, wajah atau kuku kebiruan (kondisi ini bisa menunjukkan happy hypoxia)

Namun, selama ini, kondisi saat terinfeksi COVID-19 yang bisa menyebabkan seseorang fatal hingga meninggal adalah penyakit penyerta. Hal ini dikarenakan individu dengan penyakit penyerta memiliki sistem kekebalan tubuh lebih lemah sehingga tak mampu melawan COVID-19.

"Jika sistem kekebalan tubuh tidak kuat, kemungkinan besar virus itu dapat berkembang biak di dalam paru-paru dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan parut. Sistem kekebalan akan melawannya dan menghancurkan jaringan paru yang sehat dalam prosesnya," kata Dr Sarah Jarvis GP, Direktur Klinis Patient Access, dikutip dari The Sun.




(naf/kna)

Berita Terkait