Vaksin Bukan Jaminan 'Kebal' COVID-19 Seumur Hidup, Ini Pesan Menristek

Vaksin Bukan Jaminan 'Kebal' COVID-19 Seumur Hidup, Ini Pesan Menristek

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 20 Okt 2020 20:00 WIB
Vaksin Bukan Jaminan Kebal COVID-19 Seumur Hidup, Ini Pesan Menristek
Virus Corona COVID-19 (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Vaksinasi jadi salah satu upaya mengakhiri pandemi COVID-19 yang saat ini sudah menginfeksi lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, pengadaan vaksin dilakukan dengan dua cara yakni kerjasama luar negeri dan produksi dalam negeri.

Sebagai langkah awal, saat ini pemerintah sudah mengamankan jutaan vaksin COVID-19 produksi luar negeri. Ke depannya, diharapkan vaksin COVID-19 buatan dalam negeri atau vaksin Merah-Putih tersedia karena ada kemungkinan vaksinasi dilakukan berulang.

"Vaksin COVID-19 yang dihasilkan nanti kemungkinan tidak bisa menjaga daya tahan kita seumur hidup sehingga butuh revaksinasi atau booster apakah dalam kurun waktu setahun, dua tahun atau lebih," kata Menteri Riset dan Teknologi, Prof Bambang Brodjonegoro, dalam konferensi pers di kanal FMB9, Selasa (20/10/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya kita butuh kemampuan untuk selalu menyediakan vaksin covid yang dibuat di dalam negeri," sambungnya.

Secara umum vaksin yang didesain saat ini ditujukan untuk memberikan imunitas atau semacam kekebalan tubuh terhadap patogen. Namun bukan berarti orang tersebut akan serta merta terbebas dari infeksi COVID-19.

ADVERTISEMENT

Vaksinasi hanya salah satu bentuk atau upaya untuk meningkatkan imunitas di masyarakat. Beberapa ahli juga menyebut bahwa solusi untuk pandemi COVID-19 bukan hanya vaksinasi.

Beberapa pakar percaya vaksin hanya akan menurunkan tingkat keparahan penyakit, bukan mengakhiri pandemi. Artinya, dalam jangka panjang, pembatasan sosial dan penegakan protokol kesehatan masih akan terus diterapkan.




(up/up)
Menanti Vaksin COVID-19
40 Konten
Kehadiran vaksin tengah dinantikan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Sudah ada sejumlah kandidat yang menjanjikan, tinggal tunggu kapan masuk dan bisa disuntikkan.

Berita Terkait